Temukan sosok sahabat Nabi yang akan menjadi pemimpin para ulama di Hari Kiamat. Pelajari lebih lanjut tentang Muadz bin Jabal dan warisannya.
Cilacap - Dalam sejarah Islam, sahabat Rasulullah SAW memiliki keutamaan yang luar biasa. Keutamaan ini tidak lepas dari tingkat ketakwaan dan kedekatan mereka dengan Rasulullah SAW. Salah satu dari mereka, Muadz bin Jabal, memiliki peran penting yang akan terus dikenang hingga Hari Kiamat.
Berdasarkan berbagai riwayat, keutamaan dan kemuliaan yang dimiliki para sahabat Nabi SAW akan abadi. Namun, di antara mereka, Muadz bin Jabal memiliki anugerah istimewa, yaitu akan menjadi pemimpin para ulama di Hari Kiamat. Anugerah ini bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan oleh sembarang orang; hal ini berkorelasi erat dengan amalannya selama hidup di dunia.
Siapakah sebenarnya Muadz bin Jabal? Mari kita telusuri lebih dalam sosok inspiratif ini yang tidak hanya dihormati semasa hidupnya, tetapi juga diabadikan dalam ingatan umat Islam sebagai pemimpin ulama dan penegak kebenaran.
Sosok Muadz bin Jabal
Muadz bin Jabal lahir sekitar tahun 20 sebelum hijrah. Ia termasuk dalam Bai’at Aqabah II dan berasal dari keluarga terhormat. Sejak kecil, Muadz menunjukkan kecerdasan dan keterampilan luar biasa. Ia menjadi salah satu dari sedikit sahabat yang menghafal Al-Quran semasa hidup Nabi.
Keahliannya dalam memahami dan mengajarkan Al-Quran membuat Nabi Muhammad SAW mempercayainya sebagai hakim dan guru di Yaman. Nabi bahkan menyebut Muadz sebagai “yang terbaik” di antara keluarganya. Dalam hal memahami perkara halal dan haram, Nabi mengatakan, “Orang yang paling mengerti di antara umatku adalah Muadz bin Jabal.”
Keberanian dan Ketaatan Muadz
Keberanian Muadz dalam menegakkan kebenaran terlihat dari sikap tegasnya dalam menerapkan hukum berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Ketika ditanya Nabi tentang dasar keputusannya sebagai hakim, Muadz menjawab dengan yakin bahwa ia akan mengambil keputusan berdasarkan Al-Quran. Jika tidak ada dalam Al-Quran, ia akan merujuk pada Sunnah, dan jika masih ada yang belum jelas, ia akan menggunakan ijtihadnya dengan bijaksana.
Sikap ini mencerminkan komitmen Muadz dalam menjamin keadilan dan kebenaran. Selain kecerdasan dan keberaniannya, Muadz juga dikenal karena kesalehan dan ketaqwaannya dalam beribadah. Ibnu Mas'ud bahkan mengumpamakannya dengan Nabi Ibrahim dalam ketaatannya kepada Allah.
Pesan dan Warisan Muadz
Muadz bin Jabal meninggalkan banyak pesan hikmah bagi umat Islam, seperti pentingnya mengamalkan ilmu dan berhati-hati terhadap keputusan hakim yang salah. Pengakuan akan perannya tidak hanya datang dari Rasulullah, tetapi juga dari para sahabatnya seperti Umar bin Al-Khathab, yang menyadari pentingnya kontribusi Muadz dalam pengambilan keputusan.
Di saat wafatnya, Rasulullah SAW mengungkapkan rasa cintanya kepada Muadz dengan menitipkan pesan untuk selalu mengingat Allah setelah shalat. Muadz meninggal di Jordania bagian timur pada tahun 18 H dan dimakamkan di Al-Ghaur.
Dengan memahami sosok Muadz bin Jabal, kita dapat lebih menghargai warisan yang ditinggalkannya dan bagaimana pengaruhnya masih terasa hingga saat ini. Ia adalah contoh nyata dari seorang ulama yang tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga mengamalkannya dengan penuh ketakwaan.