10 Alasan Mengapa Anda Selalu Merasa Miskin dan Kekurangan Rezeki

Temukan 10 penyebab mengapa Anda merasa selalu kekurangan rezeki dan cara mengatasinya.

, Jakarta - Salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia adalah rezeki. Rezeki ada banyak jenisnya, namun rezeki berupa harta benda, seringkali menjadi tolok ukur dari kekayaan seseorang.

Allah sebagai pemberi rezeki, sesungguhnya tidak pernah membeda-bedakan bentuk rezeki-Nya kepada umat manusia. Namun, masih banyak dijumpai orang-orang yang merasa kurang akan nikmat yang telah diberikan.

Mereka selalu merasa miskin dan menganggap bahwa rezeki yang diberikan tidak cukup bagi dirinya. Inilah yang disebut dengan kufur nikmat. Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ

Artinya: “Andai Bani Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, maka dia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut bani Adam kecuali tanah (yaitu kematian)” (HR. Bukhari no. 6436 dan Muslim no. 1048).

Maka dari itu, sebagai umat muslim hendaklah kita mengetahui sebab-sebab diri selalu merasa miskin dan kurang harta, sebagai pedoman agar tidak melakukan hal serupa. Berikut uraiannya dirangkum dari laman muslim.or.id.

1. Terlalu Berambisi pada Dunia

Seseorang yang ambisi terbesarnya adalah dunia, maka Allah SWT akan jadikan kefakiran di depan matanya sehingga ia merasa selalu miskin. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ

Artinya: “Barangsiapa ambisi terbesarnya adalah dunia, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Ahmad).

Ketika seseorang masih berambisi pada dunia, maka ia akan merasa kecewa terhadap apa yang ia miliki. Sesuai dengan penjelasan Ibnu Qayyim rahimahullah:

“Pecinta dunia tidak lepas dari tiga hal: kegalauan yang terus menerus, kelelahan yang terus menerus, dan kekecewaan yang tiada berakhir.” (Ighatsatul Lahafan, 1/37).

2. Jahil terhadap Ilmu Agama

Hakikatnya, seseorang yang memahami ilmu agama, maka ia akan jauh dari perihal cinta dunia dan sadar akan akhirat sebagai tujuannya. Dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 79 dan 80 Allah sudah mengisahkan tentang Qarun:

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ

Artinya: “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”

Orang yang berilmu akan memahami mengenai kekayaan yang hakiki bukanlah harta benda, namun kekayaan hakiki adalah kayanya hati. Rasulullah SAW bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Artinya: “Bukanlah kekayaan itu adalah banyaknya harta benda, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Muslim no. 6446, Muslim no. 1051).

3. Mengikuti Bisikan Setan

Bisikan setan pada manusia untuk melakukan maksiat dan berbuat bid’ah telah tertuang dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 268:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ

Artinya: “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan.”

Ketika seseorang telah terbawa akan bisikan-bisikan setan, maka ia akan terus menerus merasa kurang sehingga akhirnya ia akan menjalani jalan haram untuk mendapatkan harta.

4. Banyak Bergaul dengan Orang Kaya

Orang yang bergaul dengan orang kaya, yang memiliki harta lebih banyak darinya, maka ia akan menganggap remeh akan nikmat Allah yang didapatkan. Rasulullah SAW bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ

Artinya: “Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada di atas kamu, karena dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Kurang Mensyukuri Nikmat Kecil

Jika hal-hal kecil tidak disyukuri, maka nikmat-nikmat yang besar juga tidak akan disyukuri, sehingga seseorang akan merasa selalu kurang. Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya:

مَن لا يشكرُ القَليلَ لا يَشكرُ الكثيرَ

Artinya: “Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak.” (HR. Ahmad no. 18449).

6. Hati yang Sakit dan Mati

Ketika hati seseorang telah sakit dan mati, maka ia tidak akan merasakan apapun dalam ibadahnya. Ia akan jauh dari rasa bertawakkal kepada Allah, husnuzan, qana’ah, dan syukur. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW kepada Abu Dzar:

أَفَتَرى قِلَّةَ المالِ هو الفقرَ ؟

Artinya: “Apakah kalian menyangka kefakiran itu adalah kekurangan harta?”

7. Kurang Ibadah

Allah menjanjikan orang yang banyak beribadah akan diberikan rasa lapang di dada dan akan dicegah dari kefakiran. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ يقولُ يا ابنَ آدمَ : تَفَرَّغْ لعبادَتِي

Artinya: “Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan.”

8. Penghasilan atau Pekerjaan yang Haram

Harta yang didapatkan dengan cara yang haram tidak akan mendapatkan keberkahan di dalamnya. Salah satu harta haram adalah riba. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 276:

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا

Artinya: “Allah menghancurkan harta riba dan menyuburkan sedekah.”

9. Tidak Mau Bekerja dan Malas

Ketika seseorang tidak mau berusaha dan malas dalam mencari rezeki, akan sulit lepas dari kefakiran. Rasulullah bersabda:

“Wahai para pembaca Al-Qur’an, angkatlah kepada kalian (baca bekerjalah!).”

10. Jarang Berdoa

Setiap muslim diperintahkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah. Seperti halnya yang terdapat dalam hadis Rasulullah SAW:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran.”


You Might Also Like