Pelajari cara yang tepat dalam mengucapkan 'Aamiin' saat berdoa menurut Gus Baha untuk meningkatkan kekhusyukan doa.
Cilacap - Dalam berbagai acara keagamaan, kita sering mendengar jemaah mengucapkan 'Aamiin' dengan suara keras. Namun, hal ini mendapatkan kritik dari KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal sebagai Gus Baha. Menurutnya, cara ini tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Gus Baha menjelaskan bahwa mengucapkan 'Aamiin' dengan tenang lebih baik. Ia menekankan bahwa tidak perlu berteriak saat mengaminkan doa, karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha Mendengar. Dengan mengucapkan 'Aamiin' secara tenang, kita dapat menjaga kekhusyukan dan konsentrasi dalam berdoa.
“Percaya sama saya,” kata Gus Baha sambil bercanda, yang disambut tawa hadirin. Hal ini menunjukkan bahwa doa yang dipanjatkan haruslah tulus dan penuh makna, bukan sekadar ritual yang dilakukan dengan suara keras.
Protes Nabi SAW Terhadap Suara Keras
Menurut Gus Baha, Rasulullah SAW pernah memprotes orang-orang yang menjawab doa dengan suara keras. “Nabi kalau ada orang yang jawab amin terlalu keras itu diprotes oleh Nabi SAW,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa berdoa dengan suara keras justru bisa mengganggu kekhusyukan dan keikhlasan dalam berdoa.
Gus Baha mengingatkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Baik. Oleh karena itu, berdoa dengan suara keras tidak diperlukan, karena Allah sudah pasti mendengar doa kita, baik dalam keadaan tenang maupun tidak. “Trus Allah itu sangat baik, berdoa beneran atau tidak itu sudah pasti dikabulkan,” tegasnya.
Asal Usul Kata 'Aamiin'
Kata 'Aamiin' diucapkan setelah berdoa dan dalam shalat setelah surat Al-Fatihah. Namun, ada perdebatan mengenai asal-usul kata ini. Beberapa pendapat menyatakan bahwa 'Aamiin' bukan berasal dari bahasa Arab, sementara yang lain berpendapat sebaliknya.
Dalam buku Kosakata Keagamaan oleh M. Quraish Shihab, dijelaskan bahwa kata 'Aamiin' tidak memiliki kata kerja dalam bahasa Arab. Meskipun ada kata yang mirip, seperti yang terdapat dalam surat Yusuf ayat 54, makna 'Aamiin' setelah doa berbeda dengan makna dalam konteks lain.
Makna 'Aamiin' dalam Doa
Berdasarkan hadits, mengucapkan 'Aamiin' setelah mendengar doa orang lain menunjukkan persetujuan dan keikutsertaan dalam permohonan tersebut. Dalam surat Yunus ayat 88-89, dapat dilihat bahwa meskipun hanya Nabi Musa yang berdoa, doa tersebut juga diterima karena Nabi Harun mengaminkannya.
Ini menunjukkan bahwa 'Aamiin' memiliki arti penting dalam konteks doa, sebagai tanda persetujuan dan harapan agar doa tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Beragam Pendapat Ulama tentang 'Aamiin'
Berbagai ulama memiliki pendapat berbeda mengenai arti kata 'Aamiin'. Beberapa di antaranya mengartikan 'Aamiin' sebagai “Ya Allah, pertahankanlah!” atau “Ya Allah! Lakukanlah!” Ini menunjukkan bahwa 'Aamiin' bukan sekadar lafaz, tetapi mengandung harapan dan permohonan yang dalam kepada Allah.
Pengucapan 'Aamiin' pun bervariasi. Ada yang mengucapkannya singkat, sementara yang lain memanjangkan huruf alif dan ya. Namun, penting untuk dicatat bahwa bacaan 'Aamiin' tidak terikat pada kaidah bacaan Al-Qur'an, karena bukan bagian dari Al-Qur'an itu sendiri.
Kesimpulan
Dalam berdoa, cara kita mengucapkan 'Aamiin' sangat berpengaruh terhadap kekhusyukan doa. Mengikuti ajaran Gus Baha dan Rasulullah SAW, kita disarankan untuk mengucapkan 'Aamiin' dengan tenang dan penuh keikhlasan. Dengan memahami makna dan cara yang tepat dalam berdoa, semoga setiap doa yang kita panjatkan dapat diterima oleh Allah SWT.