Arab Saudi Desak AS Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel untuk Kemanusiaan

Arab Saudi meminta AS menghentikan pengiriman senjata ke Israel jika bantuan kemanusiaan tidak sampai ke Gaza.

Jakarta - Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris, Khalid bin Bandar Al Saud, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Ia menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk segera menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Permintaan ini tidak datang tanpa alasan; Arab Saudi sangat khawatir dengan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Dubes Khalid menegaskan bahwa jika bantuan kemanusiaan tambahan tidak dapat masuk ke Gaza, maka AS harus menepati ancamannya untuk menghentikan pengiriman senjata. Ini adalah ultimatum yang jelas, dan Arab Saudi berharap Washington akan serius menindaklanjuti hal ini dalam waktu 30 hari ke depan.

Menurut laporan dari Antara, Arab Saudi percaya bahwa tidak ada negara lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan Israel selain Amerika Serikat. Oleh karena itu, mereka berharap AS dapat menggunakan pengaruhnya untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat segera dikirim ke wilayah Palestina.

Lebih lanjut, Dubes Khalid menekankan bahwa tindakan Israel saat ini tidak hanya mengancam stabilitas kawasan, tetapi juga membuat Israel sendiri berada dalam posisi yang lebih berbahaya dibandingkan beberapa dekade sebelumnya. Ini adalah peringatan yang harus diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat.

Pada hari Selasa, media Israel melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, telah mengirim surat kepada pejabat tinggi Israel. Dalam surat tersebut, mereka mengancam akan memberlakukan embargo senjata jika krisis kemanusiaan di Gaza tidak segera diatasi.

Rabu lalu, portal berita Axios melaporkan bahwa pejabat Israel telah berjanji untuk segera memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza. Namun, banyak yang meragukan apakah janji ini akan ditepati, mengingat situasi yang sudah berlangsung lama.

Rezim Israel dan Bantuan Kemanusiaan

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa rezim Israel secara sistematis mencegat bantuan kemanusiaan yang seharusnya sampai ke Gaza. Hal ini diungkapkan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, yang menekankan perlunya pemantauan dan tanggung jawab dalam menghadapi pelanggaran hukum internasional.

Turk juga memperingatkan bahwa jika penyebab konflik tidak ditangani dengan baik, maka perang akan merembet ke wilayah lain. Ini adalah peringatan yang sangat serius, mengingat siklus kebencian dan kekerasan yang terus berulang di Timur Tengah.

Lebih dari 42.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, hampir 1,9 juta orang terpaksa mengungsi akibat serangan militer Israel yang terus-menerus. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan betapa mendesaknya situasi kemanusiaan di Gaza.

“Saya tidak bisa cukup menggarisbawahi kondisi bertahan hidup yang menyedihkan yang dialami oleh warga Palestina di Gaza,” kata Turk. Ia juga menyoroti bahwa bantuan kemanusiaan yang memadai sering kali ditolak secara sistematis, yang hanya memperburuk keadaan.


You Might Also Like