Temukan kisah inspiratif tentang air doa Mbah Moen yang menyembuhkan penyakit dan karomah seorang wali.
, Jakarta - Mbah Moen, ulama kharismatik Nahdlatul Ulama, telah meninggalkan kita lima tahun lalu. Namun, namanya tetap dikenang dan makamnya sering diziarahi oleh banyak orang yang ingin mendapatkan berkah.
Mbah Moen dikenal sebagai waliyullah, sosok yang memiliki kedalaman ilmu dan istiqamah dalam beribadah. KH Ahmad Musthofa Bisri atau Gus Mus pernah menyebutkan dua ciri utama seorang wali, yaitu alim dan istikamah, yang sangat melekat pada sosok Mbah Moen.
Karomah, atau kejadian luar biasa yang terjadi atas kehendak Allah SWT, sering kali menjadi bagian dari kehidupan seorang wali. Mbah Moen adalah salah satu contoh nyata dari hal ini. Banyak kisah yang mengisahkan karomah beliau, dan salah satunya adalah tentang air doa yang diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Dalam berbagai pengajian, cerita-cerita tentang karomah Mbah Moen sering dibagikan. Salah satu yang paling terkenal adalah kisah bagaimana beliau menyembuhkan orang sakit dengan air barokahnya. Mari kita simak kisah menarik ini yang diceritakan oleh KH Fadlolan.
Suatu ketika, KH Fadlolan mengantarkan Mbah Moen dan istrinya untuk ziarah ke makam Imam Syadzili. Dalam perjalanan, mereka mampir ke sebuah mushola untuk melaksanakan sholat jamak takdzim. Setelah sholat, mereka berkunjung ke warung makan di sebelah mushola.
Saat menunggu makanan, tiba-tiba pemilik warung, seorang ibu, datang dengan membawa sebotol air minum. Ia meminta Mbah Moen untuk mendoakan air tersebut dan suaminya yang sedang sakit. Mbah Moen dengan penuh kesabaran dan keikhlasan mendoakan air tersebut.
Setelah mendoakan, Mbah Moen bertanya tentang keberadaan suami ibu pemilik warung. Ibu tersebut kemudian mengantarkan Mbah Moen ke tempat suaminya berada. Sesampainya di sana, Mbah Moen mendoakan suaminya dan mengoleskan air yang telah didoakan.
Alhamdulillah, tak lama setelah itu, suami ibu pemilik warung berangsur-angsur pulih. Keberkahan air doa Mbah Moen benar-benar terasa. Setelah selesai makan, Kiai Fadlolan dan Mbah Moen pamit pulang, sementara ibu pemilik warung menolak untuk menerima pembayaran.
Ibu tersebut sangat berterima kasih atas doa yang dipanjatkan Mbah Moen, namun beliau tetap membayar semua makanan dengan tulus. Ini menunjukkan betapa ikhlasnya Mbah Moen dalam membantu orang lain, meskipun mereka tidak saling mengenal. Semoga kita semua bisa meneladani sikap mulia ini.
Semua kejadian ini tentunya atas izin dan kehendak Allah SWT. Mari kita tingkatkan cinta kita kepada Rasulullah dan para waliyullah. Wallahu a’lam.