Menggunakan masker adalah langkah penting dalam mencegah penularan pneumonia pada jamaah haji. Temukan informasi lebih lanjut di sini.
Makkah, NU Online
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Enny Nuryanti, mencatat bahwa ada 53 jamaah haji yang masih dirawat inap karena tiga penyakit dominan.
Penyakit paling dominan yang menyebabkan jamaah haji dirawat inap adalah pneumonia atau radang paru-paru. Selain itu, ada juga penyakit dispepsia atau keluhan lambung dan demensia (penurunan fungsi otak atau pikun).
Sebelumnya, jumlah jamaah yang menjalani rawat inap sebanyak 78 orang. Khusus untuk demensia, terdapat 12 orang pasien yang dirawat di KKHI dan 2 orang dengan kelainan jiwa.
Enny menjelaskan bahwa sebagian besar pasien jamaah haji termasuk dalam kelompok lanjut usia (lansia). KKHI Makkah juga telah menerima 137 pasien rawat jalan sejak 20 Mei 2024.
Lebih lanjut, Enny menjelaskan bahwa pneumonia menjadi penyakit yang paling banyak dialami oleh jamaah haji karena cuaca panas. Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA dapat dipicu oleh cuaca panas. Penyakit pneumonia berpotensi menular karena jamaah haji sulit menghindari kerumunan saat beribadah.
Mengingat potensi penularan pneumonia, Enny mengimbau jamaah haji untuk tetap menggunakan masker sebagai langkah pencegahan. Kampanye pemakaian masker kembali digencarkan, terutama di luar prosesi ibadah tawaf saat umrah. Masker sangat penting sebagai benteng pertahanan dari penyakit, terutama bagi para lansia yang lebih rentan. Selain itu, Enny juga menyarankan agar jamaah haji selalu mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, minum air putih, dan berhenti merokok. Oralit juga diperlukan untuk menjaga kecukupan cairan tubuh.