15 Cara Mengatasi Gerd Secara Efektif, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan gangguan pencernaan

GERD atau yang biasa disebut asam lambung adalah suatu penyakit yang disebabkan karena asam lambung atau empedu mengiritasi saluran pencernaan, yang menyebabkan melemahnya otot pada katup yang memisahkan antara kerongkongan dan lambung.

Katup ini berfungsi sebagai sebagai pintu yang akan terbuka secara otomatis saat makanan atau minuman turun ke lambung, dan akan menutup kembali secara rapat setelah makanan atau minuman masuk.

Sehingga, dengan melemahnya katup ini dapat membuat asam pada lambung mengalami kenaikan hingga ke kerongkongan. Hal inilah yang membuat penderita asam lambung atau GERD merasakan sensasi panas pada dada. Selain sensasi panas dalam dada, ada beberapa gejala lain yang ditimbulkan oleh GERD.

Berikut ini adalah gejala-gejala yang ditimbulkan karena GERD, antara lain:

- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut dalam kerongkongan, sulit menelan, serta cegukan.
- Mengalami sensasi panas di dada (heartburn), dapat menyebar sampai leher.
- Rasa sakit atau nyeri pada ulu hati.
- Muncul rasa asam atau pahit di mulut.
- Muncul cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
- Masalah pernapasan, seperti batuk kronis dan asma.
- Suara serak.
- Sakit tenggorokan.

GERD termasuk ke dalam penyakit kronis pada gangguan pencernaan. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke keorongkongan. Ada beberapa hal atau kondisi yang dapat memicu GERD pada seseorang.

Berikut ini adalah beberapa hal atau kondisi yang dapat memicu GERD, antara lain:

- Obat-obatan

pixabay.com


Jenis obat tertentu seperti aspirin, Motrin atau Advil (Ibuprofen), dan Aleve (Naproxen) memiliki efek samping pada pencernaan, termasuk masalah pada tukak lambung dan iritasi kerongkongan.

Tidak menutup kemungkinan, jenis obat-obatan NSAID lain juga dapat melemahkan otot sfringter kerongkongan. Berbagai obat lain yang dipercaya dapat memicu terjadinya GERD, meliputi obat untuk penyakit asma, obat calcium channel blockers (obat tekanan darah tinggi), obat antihistamin, obat penenang dan obat antidepresan.

- Merokok

pixabay.com


Orang yang menderita GERD tidak disarankan untuk merokok, hal ini karena rokok dapat menurunkan kemampuan otot sfringter pada kerongkongan bagian bawah.

- Hiatal hernia
Jika hiatal hernia terjadi, akan menyebabkan bagian diafragma tidak menutup sempurna sebagai pemisah antara dada dan perut. Kondisi ini tentu akan melemahkan kemampuan otot sfringter kerongkongan untuk membuka dan menutup. Sehingga, asam lambung pun akan lebih mudah naik ke kerongkongan karena sfringter terbuka.

- Kehamilan

Kehamilan dapat menjadi faktor yang dapat memicu risiko GERD. Hal ini karena, ketika hamil terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang berpengaruh pada otot-otot sfringter esofagus.

Di samping itu, ukuran perut yang semakin membesar akan memberikan tekanan kuat hingga berpengaruh pada naiknya asam lambung sehingga bisa jadi penyebab GERD.

- Asupan makanan harian

pexels.com


Beberapa jenis makanan dan minuman tertentu dapat menjadi pemicu kemunculan gejala GERD. Berikut adalah berbagai makanan dan minuman yang dapat menjadi pemicu GERD, antara lain makanan berminyak, makanan manis, makanan asin, makanan pedas, minuman yang asam, minuman berkafein.

- Obesitas

pixabay.com


Obesitas sama seperti kondisi kehamilan. Lemak yang berlebihan memberikan tekanan lebih besar pada perut, akibatnya asam lambung akan diproduksi lebih banyak dan meningkatkan peluang untuk naik ke kerongkongan.

- Pola makan yang buruk
Selain pilihan makanan tidak tepat, penyebab GERD terus-menerus kumat yakni kebiasaan makan yang buruk, contohnya makan dalam porsi besar sekaligus, makan secara terburu-buru, atau langsung tidur setelah makan.

Kondisi GERD dapat dapat menyerang secara tiba-tiba, baik saat bekerja atau saat beraktivitas harian. Sehingga dapat mengganggu produktifitas keseharian. Ada beberapa cara yang dapat lakukan untuk mengatasi kondidi GERD.

Berikut adalah cara mengatasi GERD, antara lain:

1. Obat-obatan yang Dijual Bebas

Antasida dapat berfungsi untuk menetralkan asam lambung, dan berguna untuk mengurangi produksi asam. Obat-obatan ini termasuk simetidin. Obat yang menghalangi produksi asam dan menyembuhkan kerongkongan. Obat-obatan ini dikenal sebagai penghambat pompa proton.

2. Obat Resep
Penanganan obat resep untuk GERD, di antaranya:
- Penghambat reseptor H-2 dengan kekuatan resep. Ini termasuk famotidine (pepcid) dan nizatidine.
- Penghambat pompa proton berkekuatan resep.
- Obat untuk memperkuat sfingter esofagus bagian bawah.

3. Diet rendah karbohidrat

pixabay.com


Studi menunjukkan, pertumbuhan bakteri disebabkan karena gangguan pencernaan dan penyerapan karbohidrat. Karbohidrat yang tidak tercerna dalam sistem pencernaan, dapat membuat Anda mengeluarkan gas dan kembung ke kerongkongan.

Selain itu, juga cenderung membuat Anda lebih sering bersendawa. Dengan diet rendah karbohidrat, akan memperbaiki gejala GERD.

4. Hindari alkohol
Minum alkohol akan menyebabkan tingkat keparahan GERD. Minum alkohol akan memperburuk gejala dengan meningkatkan asam lambung, mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, dan merusak kemampuan esofagus untuk membersihkan diri dari asam.

5. Kurangi minum kopi

pixabay.com


Kopi dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah selama sementara, dan meningkatkan risiko refluks asam lambung. Selain itu, kafein juga bisa melemahkan sfingter esofagus bagian bawah.

6. Hindari bawang mentah

pexels.com


Sering bersendawa mungkin menjadi bukti bahwa lebih banyak gas diproduksi karena tingginya jumlah serat yang dapat difermentasi dalam bawang merah. Bawang mentah juga dapat mengiritasi lapisan esofagus, yang menyebabkan heartburn menjadi semakin parah.

7. Batasi asupan minuman bersoda
Penderita GERD tidak disarankan untuk mengonsumsi minuman berkarbonasi. Minuman berkarbonasi atau cola untuk sementara melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, dibandingkan dengan minum air biasa. Alasan utamanya adalah gas karbon dioksida dalam minuman berkarbonasi, yang menyebabkan orang lebih sering bersendawa, suatu efek yang dapat meningkatkan jumlah asam yang keluar ke kerongkongan.

8. Kurangi minum jus jeruk

pexels.com


Keasaman buah jeruk bukan satu-satunya faktor yang menjadi pemicu GERD. Jus jeruk dengan pH netral dapat memperburuk gejala GERD. Jus jeruk tidak melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, namun ada kemungkinan beberapa konstituennya dapat mengiritasi lapisan esofagus.

Meskipun jus jeruk mungkin tidak menyebabkan refluks asam lambung, minuman ini dapat memperparah heartburn Anda untuk sementara.

9. Kurangi mengonsumsi cokelat

pixabay.com


Pasien GERD terkadang disarankan untuk menghindari atau membatasi konsumsi cokelat. Minum minuman cokelat akan meningkatkan jumlah asam di kerongkongan, dibandingkan dengan plasebo.

10. Tinggikan kepala saat tidur
Beberapa penderita GERD dapat mengalami gejala refluks di malam hari. Dengan meninggikan kepala saat tidur,dapat mengurangi jumlah dan gejala refluks, dibandingkan dengan mereka yang tidur tanpa elevasi.

11. Hindari tidur menghadap kanan
Tidur ke kanan dapat memperburuk gejala GERD pada malam hari. Kerongkongan mendekati sisi kanan perut, akibatnya sfingter esofagus bagian bawah berada di atas tingkat asam lambung saat Anda tidur miring ke kanan. Saat Anda berbaring miring ke kanan, asam lambung menutupi sfingter esofagus bagian bawah. Kondisi ini akan meningkatkan risiko asam bocor melaluinya dan menyebabkan refluks asam lambung.

12. Makan secara perlahan
Makan cepat dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung setelah makan. Berdasarkan hasil penelitian, mengatakan bahwa orang yang makan makanannya dengan cepat lebih mungkin menderita GERD.

13. Jangan makan berlebihan
Salah satu langkah yang akan membantu meminimalkan GERD adalah menghindari makan dalam porsi besar. Makan berlebihan akan menyebabkan tekanan pada otot, sehingga menyebabkan asam lambung naik ke atas kerongkongan.

Maka tidak mengherankan jika sebagian besar gejala refluks terjadi setelah aktivitas makan. Hal ini juga menandakan bahwa makanan yang lebih besar dapat memperburuk gejala refluks asam lambung.

14. Menurunkan berat badan

pixbay.com


Hernia hiatus adalah alasan utama orang gemuk dan wanita hamil mengalami peningkatan risiko GERD. Beberapa studi  menunjukkan bahwa berat badan berlebih di area perut meningkatkan risiko refluks dan GERD. Menurunkan berat badan harus menjadi salah satu prioritas Anda mengalami GERD.

15. Jahe

pixabay.com


Jahe memiliki sifat antiradang yang secara alami dapat mengatasi nyeri ulu hati. Selain itu, tanaman herba ini juga dapat mengatasi masalah pencernaan lain, seperti perut kembung dan mual. Untuk mengatasi gejala GERD, Anda bisa mengolah jahe menjadi minuman hangat. Selain jahe mentah, Anda juga bisa menikmati minuman jahe yang tersedia di pasaran.

You Might Also Like