OpenAI mengubah pelatihan model AI untuk mendukung kebebasan intelektual, memungkinkan diskusi topik kontroversial.
Perubahan Kebijakan OpenAI
OpenAI baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam cara mereka melatih model AI, termasuk ChatGPT. Tujuan utama dari perubahan ini adalah untuk secara eksplisit mendukung kebebasan intelektual, yang memungkinkan diskusi topik-topik yang menantang atau kontroversial. Dengan kebijakan baru ini, ChatGPT diharapkan dapat menjawab lebih banyak pertanyaan, menawarkan perspektif yang beragam, dan mengurangi jumlah topik yang dibatasi.
Perubahan ini mungkin sejalan dengan upaya OpenAI untuk mendapatkan dukungan dari pemerintahan Trump yang baru, tetapi juga mencerminkan pergeseran yang lebih luas di Silicon Valley terkait keamanan AI. Dokumen Model Spec terbaru OpenAI, yang terdiri dari 187 halaman, memperkenalkan prinsip panduan: Jangan berbohong, baik dengan membuat pernyataan yang tidak benar atau menghilangkan konteks penting.
Netralitas dan Kebebasan Berbicara
Dalam bagian berjudul 'Mencari Kebenaran Bersama', OpenAI menekankan bahwa ChatGPT harus tetap netral, menawarkan berbagai perspektif pada subjek kontroversial. Misalnya, ChatGPT harus menyatakan bahwa 'Black lives matter' tetapi juga mengakui 'all lives matter', dengan memberikan konteks tentang masing-masing gerakan. Prinsip ini mungkin kontroversial karena berarti asisten mungkin tetap netral pada topik yang dianggap sebagian orang salah secara moral atau ofensif. Namun, tujuannya adalah untuk membantu kemanusiaan, bukan membentuknya.
Model Spec baru ini tidak berarti ChatGPT sekarang bebas untuk semua. ChatGPT masih akan menolak menjawab pertanyaan yang tidak pantas atau mendukung kebohongan yang jelas. Perubahan ini bisa dilihat sebagai tanggapan terhadap kritik konservatif tentang bias yang dirasakan dalam tanggapan ChatGPT.
Seorang juru bicara OpenAI menolak anggapan bahwa perubahan dilakukan untuk menyenangkan pemerintahan Trump, dengan menyatakan bahwa dukungan terhadap kebebasan intelektual mencerminkan keyakinan lama OpenAI dalam memberikan pengguna lebih banyak kendali.
Konservatif telah menuduh OpenAI melakukan sensor AI, mengklaim adanya bias dalam tanggapan ChatGPT. CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui bias sebagai kekurangan yang sedang ditangani. OpenAI kini menggandakan kebebasan berbicara, menghapus peringatan dari ChatGPT yang memberi tahu pengguna tentang pelanggaran kebijakan.
Perusahaan ini bertujuan untuk membuat ChatGPT terasa kurang disensor bagi pengguna. Pembaruan kebijakan OpenAI mungkin juga bertujuan untuk mengesankan pemerintahan Trump, karena Trump sebelumnya mengkritik perusahaan Silicon Valley atas moderasi konten yang mengecualikan suara konservatif. OpenAI mungkin mencoba mengantisipasi kritik semacam itu.
Ada pergeseran yang lebih besar di Silicon Valley terkait moderasi konten. Penyedia chatbot AI menghadapi tantangan dalam menyampaikan informasi secara objektif dan akurat. Komitmen OpenAI untuk mewakili semua perspektif, bahkan yang kontroversial, adalah sikap editorial. Beberapa orang berpendapat itu adalah sikap yang tepat, karena menghindari memberikan platform terlalu banyak otoritas moral.
Perubahan OpenAI menunjukkan era baru untuk keamanan AI, di mana memungkinkan AI untuk menjawab apa saja dianggap lebih bertanggung jawab. Model AI sekarang lebih selaras dengan kebijakan keamanan, memberikan jawaban yang lebih baik untuk pertanyaan sensitif.
Chatbot xAI Grok milik Elon Musk menerapkan kebebasan berbicara sejak awal, dan sekarang yang lain mulai merangkul ide tersebut. Nilai-nilai Silicon Valley sedang bergeser, dengan perusahaan seperti Meta dan X mengadopsi prinsip-prinsip Amandemen Pertama.
OpenAI mungkin membalikkan arah pada inisiatif keberagaman, sejalan dengan pemerintahan Trump saat memulai proyek besar seperti Stargate, pusat data AI senilai $500 miliar. Jawaban yang tepat mungkin menjadi kunci keberhasilan OpenAI.