Buya Yahya menjelaskan berbagai cara jihad bagi Muslimah, dari pendidikan hingga kontribusi sosial.
Jakarta - Selama ini, banyak yang mengira bahwa berjihad hanya bisa dilakukan dengan berperang. Namun, sebenarnya, jihad bisa dilakukan dengan berbagai cara tanpa harus mempertaruhkan nyawa. Dalam pandangan Buya Yahya, ada banyak ladang jihad yang bisa dijalani oleh Muslimah.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara-cara berjihad, penting untuk memahami bahwa keutamaan berjihad sangat luar biasa. Dalam hadis, disebutkan bahwa orang yang berjihad akan diharamkan masuk neraka. Ini menunjukkan betapa besar pahala yang akan didapatkan oleh mereka yang berjuang di jalan Allah.
Hadis yang termaktub dalam Shahih al-Bukhari menyatakan, “Barang siapa yang kakinya berdebu karena jihad fi sabilillah, maka Allah akan mengharamkan kepadanya neraka.” Ini adalah motivasi yang kuat bagi setiap Muslim untuk berusaha melakukan jihad dalam bentuk apapun.
Dalam hadis lainnya, Ibnu Mas’ud RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amal yang paling dicintai Allah. Nabi menjawab, “Sholat tepat waktu.” Ketika ditanya lagi, “Kemudian apa?” Nabi menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dan ketika ditanya lagi, “Kemudian apa?” Nabi menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ini menunjukkan bahwa jihad memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam amal ibadah.
Menariknya, jihad tidak hanya menjadi tanggung jawab kaum pria. Muslimah pun memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pahala jihad. Buya Yahya menjelaskan bahwa jihad bagi wanita Muslim sangat beragam dan bisa dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, keluarga, dan kontribusi sosial.
Penjelasan Buya Yahya tentang Jihad Wanita Muslim
Menurut Buya Yahya, jihad bagi wanita Muslim lebih mudah dibandingkan dengan laki-laki. Beliau mengutip sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa perbuatan jihad seorang Muslimah sangatlah mudah. “Ada perempuan, ya Rasulullah, enak banget laki-laki dikit-dikit surga. Saya bagaimana?” tanya seorang wanita. Nabi menjawab, “Jihadmu gampang di rumah. Melayani suami jihad. Senang dengan suami jihad. Melahirkan (lalu) mati, mati syahid.”
Buya Yahya menekankan bahwa meskipun mati syahid sangat diharapkan, tidak ada yang bisa meminta kepada Allah untuk mati syahid saat melahirkan. “Kalau tidak dipilih oleh Allah, tidak bisa mati syahid,” ujarnya. Oleh karena itu, jika seorang wanita meninggal saat melahirkan, itu adalah anugerah dari Allah.
Beda Jihad Laki-Laki dan Wanita Muslim
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa keinginan untuk berjihad antara laki-laki dan wanita berbeda. Seorang wanita, meskipun merasakan sakit saat melahirkan, tetap merindukan momen tersebut karena itu adalah ladang jihad untuknya. Sebaliknya, seorang laki-laki biasanya tidak berkhayal untuk berperang, tetapi akan berjihad jika ada peperangan.
Dengan demikian, Buya Yahya menyimpulkan bahwa jihad bagi seorang perempuan sangatlah mudah dan menyenangkan. Patuh kepada suami dan merawat anak-anak juga merupakan bentuk jihad yang sangat mulia. Ini adalah bentuk kontribusi yang tidak kalah pentingnya dalam masyarakat.
Wallahu a’lam.