Syekh Ali Jaber menjelaskan pentingnya menjaga diri dari berita buruk untuk kesehatan mental dan emosional.
Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terpapar oleh berbagai informasi, termasuk berita buruk. Respons pertama banyak orang adalah mendengarkan dengan penuh perhatian. Namun, Syekh Ali Jaber mengingatkan kita untuk lebih bijak dalam menyikapi berita-berita semacam ini.
Berita buruk sering kali menarik perhatian kita, dan tanpa sadar kita terlibat dalam diskusi yang berlarut-larut. Hal ini bisa memicu perdebatan dan spekulasi, tanpa mempertimbangkan kebenaran informasi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersikap selektif terhadap informasi yang kita terima.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa mendengarkan berita buruk dapat memberikan dampak negatif pada pikiran dan perasaan seseorang. Berita buruk dapat mempengaruhi suasana hati dan mengganggu ketenangan jiwa. Dalam konteks ini, menjaga kesehatan mental menjadi sangat penting.
Menurut Syekh Ali, seorang mukmin harus bijak dalam menyikapi berita yang mereka dengar. Jika berita tersebut mengandung kebaikan, maka mendengarkannya diperbolehkan. Namun, jika berita tersebut berupa keburukan atau fitnah, lebih baik untuk menolak mendengarnya.
Sikap Tegas Terhadap Berita Buruk
Syekh Ali Jaber menegaskan bahwa sikap terbaik adalah menolak secara halus namun tegas agar tidak terlibat dalam penyebaran keburukan. Ia mengungkapkan, "Saya gak mau dengar, saya gak mau tahu." Ini adalah sikap yang harus diambil oleh setiap mukmin dalam menjaga hati dan pikiran dari hal-hal negatif.
Ia juga berbagi pengalamannya sering didatangi oleh orang-orang yang membawa berita buruk atau gosip tentang orang lain. Setiap kali hal ini terjadi, Syekh Ali menolak untuk mendengarkannya dan meminta agar pembawa berita diam.
Menjaga Hubungan dengan Allah
Syekh Ali Jaber mengingatkan kita bahwa menjaga hubungan baik dengan Allah jauh lebih penting daripada sibuk memperhatikan perilaku buruk orang lain. Fokus utama seorang mukmin adalah menjaga diri dari siksa Allah, bukan dari sikap buruk manusia. "Ana ingin kasih tahu supaya kamu berhati-hati," jelasnya.
Menghindari berita buruk adalah salah satu cara untuk menjaga hati tetap bersih dan fokus pada ibadah kepada Allah. Syekh Ali juga menekankan bahwa mendengarkan berita buruk bukan hanya merugikan orang yang difitnah, tetapi juga bisa membawa dampak negatif bagi pendengar.
Hati-Hati dengan Fitnah
Syekh Ali mengingatkan bahwa seseorang yang membawa berita buruk sering kali berdalih bahwa mereka hanya ingin memberikan peringatan. Namun, kehati-hatian yang sebenarnya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah, bukan dengan mengurusi keburukan orang lain. Ia mengajak para pendengar untuk selalu berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Dengan tegas, Syekh Ali Jaber mengajak umat Islam untuk menjaga lisannya dan tidak ikut terlibat dalam pembicaraan yang mengandung fitnah. Jika kita mampu menjaga diri dari mendengar dan menyebarkan berita buruk, maka kita telah melindungi diri dari dosa yang bisa mendatangkan siksa Allah.
Kesimpulan
Ceramah ini menjadi pengingat penting bahwa dalam kehidupan sehari-hari, seorang mukmin harus bijaksana dalam menerima informasi. Sikap selektif dan menolak berita buruk adalah langkah yang diperlukan untuk menjaga hati tetap bersih, serta memperkuat hubungan dengan Allah.