Perbedaan Lelah Berbuat Dosa dan Berbuat Baik Menurut Ustadz Hanan Attaki

Ustadz Hanan Attaki menjelaskan perbedaan antara lelah berbuat dosa dan lelah berbuat baik, serta dampaknya bagi jiwa.

Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasakan lelah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lelah adalah rasa letih yang muncul akibat aktivitas berat. Namun, tahukah Anda bahwa lelah ini bisa berasal dari dua sumber yang sangat berbeda: berbuat dosa dan berbuat baik? Ustadz Hanan Attaki menjelaskan perbedaan mendasar antara keduanya.

Ustadz Hanan mengawali penjelasannya dengan menekankan bahwa lelah bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kerja keras, kurang tidur, atau stres. Namun, ia ingin kita fokus pada lelah yang dihasilkan dari pilihan tindakan kita. Apakah kita mau lelah untuk sesuatu yang sia-sia, ataukah kita memilih untuk lelah dalam hal-hal yang bermanfaat?

“Keduanya pasti melelahkan, tapi hasilnya berbeda,” ujarnya. Lelah dari beribadah, meskipun melelahkan, memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Sementara itu, lelah dari perbuatan dosa sering kali berakhir dengan penyesalan.

Gambaran Lelah Berbuat Dosa

Ustadz Hanan melanjutkan dengan menggambarkan lelah yang dirasakan oleh mereka yang terjebak dalam perbuatan dosa. “Banyak orang yang merasa lelah karena dosa yang dilakukan sehari-hari. Meskipun lelahnya sama, dampaknya sangat berbeda,” katanya.

Dia menegaskan bahwa lelah dari dosa adalah lelah yang berakhir dengan penyesalan. “Lelah dari dosa sering kali membawa beban mental dan hati yang berat. Penyesalan dan rasa bersalah menyertai setiap perbuatan dosa,” ungkapnya.

Berbeda dengan lelah dalam beribadah, yang meskipun menguras tenaga, memiliki imbalan yang bermanfaat. “Beribadah akan memberikan kita kepuasan dan keuntungan di akhirat. Setiap kebaikan yang kita lakukan memiliki nilai di sisi Allah,” jelas Ustadz Hanan.

Pentingnya Memilih Lelah yang Bermanfaat

Ustadz Hanan menekankan pentingnya memilih lelah yang bermanfaat. “Kita memiliki pilihan untuk menghabiskan energi kita dalam hal yang bermanfaat atau yang sia-sia. Pilihlah untuk lelah dalam beribadah, karena itu adalah investasi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat,” katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa lelah dalam ibadah tidak hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga bisa memberikan manfaat kepada orang lain. “Lelah dalam beribadah bisa membawa kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita,” tambahnya.

Ustadz Hanan berharap agar umat Islam dapat lebih sadar akan pilihan mereka dalam menghabiskan waktu dan tenaga. “Semoga kita dapat memilih untuk berlelah-lelah dalam hal yang mendatangkan kebaikan dan pahala, bukan dalam dosa yang hanya mengantarkan kita pada penyesalan,” tutupnya.

Dengan penjelasan ini, Ustadz Hanan Attaki ingin menekankan betapa pentingnya memilih lelah yang bermanfaat dan menghindari lelah yang sia-sia, agar kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan dan kepuasan.


You Might Also Like