Gus Baha menyoroti pentingnya bimbingan guru dalam belajar agama di era digital.
jelasnya.Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menekankan bahwa guru berperan bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang menjaga muridnya agar tidak tersesat dalam memahami agama. Belajar agama tanpa guru, menurutnya, bisa menyebabkan seseorang merasa paling benar dan sulit menerima pandangan orang lain.
Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa belajar agama secara mandiri melalui internet atau buku tanpa bimbingan guru bisa menyesatkan. “Kalau belajar agama, jangan hanya sendiri. Harus ada gurunya yang membimbing,” pesannya.
Guru, tambah Gus Baha, adalah sosok yang juga mengajarkan sikap tawadhu dan menghargai perbedaan. “Guru itu mengajarkan kita untuk rendah hati, tawadhu, dan menghargai perbedaan,” ujarnya. Tanpa bimbingan seorang guru, seseorang cenderung memiliki pandangan yang sempit dan mudah terjebak dalam pemikiran ekstrem.
Menurut Gus Baha, proses belajar agama adalah perjalanan panjang yang membutuhkan bimbingan terus-menerus. Ia menegaskan bahwa belajar agama bukanlah proses instan, melainkan harus dilakukan dengan sabar dan konsisten, di bawah arahan seorang guru.
Di akhir ceramahnya, Gus Baha mengajak umat Islam untuk kembali kepada tradisi belajar agama dengan guru, sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama terdahulu. “Mari kita kembalikan tradisi belajar agama dengan guru seperti yang dilakukan para ulama dulu,” tutupnya.