Makanan Sederhana Menjadi Mewah: Tips dari Gus Baha

Pelajari cara menyajikan makanan sederhana dengan cara yang mewah dan penuh makna dari Gus Baha.

Jakarta - Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha, ulama yang dikenal dengan ceramahnya yang santai namun mendalam, memberikan wawasan berharga tentang makanan dan rasa syukur. Dalam ceramah yang diambil dari kanal YouTube @GusBahaStory83, ia menekankan pentingnya makanan dalam menjaga nyawa dan meningkatkan rasa syukur, terutama saat berpuasa.

"Makanan itu yang menjaga nyawa, dan makanan itu juga yang menjadikan kita bersyukur," ungkap Gus Baha dengan gaya khasnya yang sederhana namun penuh makna. Ia mengajak para santri dan jamaah untuk merasakan betapa berharganya makanan, terutama saat berpuasa. "Kalau kamu nggak percaya, puasa," ujarnya, menekankan bahwa saat berpuasa, kita akan menyadari betapa mewahnya makanan sederhana sekalipun.

Gus Baha menggambarkan, "Sampean puoso, gedang goreng mewah, gedang goreng itu mewah. Air satu teguk itu mewah." Ini menunjukkan betapa berharganya hal-hal kecil yang sering kita abaikan. Dalam ceramahnya, ia juga menceritakan bagaimana ulama terdahulu menjawab pertanyaan santri yang ingin makan enak. Sang Kiai menjelaskan bahwa untuk merasakan makanan enak, kuncinya bukan pada jenis makanan yang mewah, tetapi pada rasa lapar itu sendiri.

"Kalau kamu ingin enak, puasa, lauknya itu lapar," jelasnya sambil tersenyum. Pesan ini mengingatkan kita bahwa rasa lapar bisa membuat makanan sederhana terasa lebih lezat dibandingkan makanan mewah. Gus Baha mengajak kita untuk memahami bahwa kenikmatan sejati dari makanan bukan berasal dari jenis atau harga, melainkan dari rasa syukur dan kondisi hati yang bersih.

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, nasihat Gus Baha ini menjadi pengingat penting bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan, tetapi pada rasa syukur dan kesederhanaan. "Makanya kalau ulama dulu ada santri kepengin mangan enak, disuruh puasa," ucapnya, mengulangi pesan penting tersebut. Dengan gaya ceramah yang ringan namun mengena, Gus Baha berhasil menyampaikan pesan moral yang dalam kepada para jamaahnya. Ia mengajarkan bahwa rasa syukur adalah kunci kebahagiaan, dan bahwa lapar yang diterima dengan ikhlas bisa mengubah makanan paling sederhana menjadi kenikmatan yang luar biasa.

Pesan Gus Baha ini relevan bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Makanan mungkin hanya bagian kecil dari hidup, tetapi rasa syukur dan kesederhanaan dalam menghargainya bisa membawa kebahagiaan yang sejati.


You Might Also Like