Update CrowdStrike oleh Microsoft membuat banyak perangkat Windows di seluruh dunia mengalami kegagalan dan tampilan Blue Screen of Death (BSOD). Satya Nadella, CEO Microsoft, memberikan penjelasan me...
Pada Jumat, 19 Juli 2024, update CrowdStrike menyebabkan banyak perangkat Windows di berbagai negara mengalami kegagalan dan munculnya Blue Screen of Death (BSOD). Masalah ini berdampak pada berbagai sektor dan bisnis di seluruh dunia.
Walau perlahan pulih, masih banyak perusahaan dan bisnis yang mengalami kendala BSOD pada perangkat Windows mereka.
Satya Nadella, CEO Microsoft, angkat bicara setelah satu setengah hari. Melalui akun resminya, ia mengungkap bahwa Microsoft sedang bekerja sama dengan perusahaan dan layanan yang terkena dampak untuk memperbaikinya.
George Kurtz, CEO dan Pendiri CrowdStrike, juga meminta maaf atas gangguan ini. Ia menjelaskan bahwa pemadaman tidak disebabkan oleh serangan siber, melainkan karena kecacatan dalam update konten Falcon untuk host OS Windows.
CrowdStrike bekerja sama dengan pelanggan dan mitra yang terdampak untuk memastikan pemulihan sistem dan layanan kembali normal. Kurtz menegaskan bahwa sistem Falcon mereka tidak terganggu dan tidak ada dampak pada perlindungan jika sensor Falcon terpasang.
Di tengah pemadaman ini, Kurtz mengingatkan agar semua pihak tetap waspada terhadap kemungkinan penyalahgunaan peristiwa ini oleh pelaku jahat. Ia juga berkomitmen untuk memberikan transparansi penuh mengenai masalah ini dan mencegah terjadinya hal serupa di masa depan.
CrowdStrike adalah vendor keamanan siber yang mengembangkan software untuk mendeteksi dan memblokir peretasan. Update software mereka yang mengalami kesalahan berdampak pada pemadaman dan gangguan layanan di berbagai industri, termasuk perbankan, maskapai penerbangan, ritel, dan rumah sakit.