9 Cara Mengatasi Anemia dengan Cepat dan Ampuh, Ketahui Penyebabnya
Anemia atau yang biasa dikenal dengan kurang darah adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Sehingga menyebabkan sel darah merah tidak dapat mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh secara normal.
Anemia umumnya menyebabkan wajah menjadi pucat dan kurang sehat, sehingga badan menjadi mudah lelah.
Anemia dapat terjadi secara sementara ataupun jangka panjang, dengan tingkat keparahan dari rendah hingga berat. Saat terjadi anemia, kadar hemoglobin (sel darah merah yang mengandung oksigen) berada di bawah normal.
Orang dewasa menderita anemia, apabila kadar hemoglobinnya berada di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki. Sementara untuk wanita kadar hemoglobin di bawah 12 gram per desiliter untuk dapat dikatakan menderita anemia. Namun, jika kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter, anemia tersebut tergolong berat dan disebut dengan anemia gravis.
Penyebab Anemia
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan sirkulasi darah tidak berfungsi secara normal.
- Kurang asupan gizi
Faktor penyebab anemia yang paling umum adalah karena kekurangan gizi. Beberapa vitamin dan mineral memiliki peran penting untuk membantu tubuh membuat sel darah merah, seperti zat besi, asam folat (vitamin B9), dan vitamin B12.
Dengan mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh penting, agar tubuh mampu memproduksi hemoglobin secara normal.
- Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang memengaruhi proses cerna dan penyerapan nutrisi dapat menjadi salah satu penyebab anemia, seperti penyakit Celiac. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada usus kecil yang memengaruhi pada penyerapan zat besi, folat, dan vitamin B12 yang membantu proses pembentukan sel darah merah.
- Jenis kelamin
Wanita memiliki kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah daripada pria. Pria sehat, memiliki kadar hemoglobin normal sekitar 14-18 g/dL dan hematokritnya 38,5-50 persen.
Sementara pada perempuan sehat, kadar normal hemoglobin sekitar 12-16 g/dL dan hematokrit sebesar 34,9-44,5 persen. Perbedaan inilah yang membuat wanita lebih rentan mengalami anemia daripada laki-laki.
- Menstruasi berat
Pada perempuan, zat besi tidak hanya diperlukan untuk pertumbuhan, namun juga diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasia.
Sehingga, ketika menstruasi berlangsung lebih lama, darah yang keluar juga lebih banyak. Hal itu yang menyebabkan wanita mengalami kekurangan darah. Hal inilah menimbulkan anemia, termasuk kulit pucat dan gampang lelah.
- Kehamilan
Saat wanita hamil, tubuh ibu akan menghasilkan sel darah lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika ibu hamil tidak dapat mencukupi asupan zat besi, asam folat, atau nutrisi lainnya, sel darah merah yang dihasilkan tubuh akan lebih sedikit dari seharusnya. Ini adalah penyebab utama munculnya anemia pada ibu hamil.
Selain itu, proses persalinan dan nifas juga membuat wanita kehilangan banyak darah, sehingga membuatnya lebih rentan kena anemia dibandingkan pria.
- Penyakit kronis
Penyakit kronis dapat menjadi salah satu faktor risiko penyebab anemia. Penyakit kronis menyebabkan perubahan pada sistem tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang sehat.
Beberapa penyakit kronis yang berpotensi menyebabkan anemia, antara lain penyakit ginjal, infeksi dan inflamasi kronis serta kanker.
Kanker
- Luka atau habis operasi
Trauma atau operasi dapat menyebabkan tubuh kehilangan darah banyak. Sehingga tubuh kehilangan simpanan darah dan zat besi dalam tubuh.
- Riwayat keluarga
Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami anemia, akan meningkatkan risiko mengalaminya juga. Salah satu jenis anemia yang rentan diturunkan dalam silsilah keluarga adalah anemia sel sabit.
Cara Mengatasi Anemia
Ada banyak pilihan cara untuk mengatasi anemia. Berikut beberapa cara untuk mengatasi anemia.
1. Konsumsi zat besi
pexels.com
Anemia diakibatkan karena kekurangan zat besi atau defisiensi zat besi. Kondisi ini uum terjadi , terutama terjadi pada wanita yang mengalami menstruasi berat. Beberapa makanan yang tinggi zat besi, antara lain daging merah, kuning telur, makanan laut, gandum, dan kacang-kacangan.
Selain itu, cokelat juga bisa menjadi cara yang menyenangkan dalam mengatasi anemia sekaligus pencegahan anemia sederhana, baik cokelat biasa maupun dark chocolate sama-sama tinggi zat besi.
Anda juga dapat mengonsumsi suplemen zat besi, namun sebelumnya Anda harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.
2. Konsumsi vitamin C
pixabay.com
Selain mengonsumsi zat besi, Anda juga dapat mengonsumsi vitamin C untuk mengatasi anemia. Hal ini karena vitamin C membantu penyerapan zat besi lebih baik di dalam tubuh.
Anda juga dapat meminumnya bersamaan dengan zat besi bisa untuk membantu tubuh Anda agar mendapatkan asupan zat besi secara optimal.
3. Konsumsi vitamin B12 dan asam folat
pixabay.com
Anemia juga bisa terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B12 dan folat. Dua nutrisi ini juga diperlukan tubuh untuk membuat sel darah merah yang sehat.
Untuk mengatasi hal ini, Anda tentu perlu memperbanyak asupan makanan yang mengandung vitamin B12, seperti daging, hati ayam, ikan, tiram, kerang, susu, keju, dan telur.
Selain itu, Anda juga perlu mengonsumsi sumber asam folat, seperti yang berasal dari sayuran hijau dan susu.
4. Konsumsi probiotik
pexels.com
Probiotik tidak secara langsung berperan pada peningkatkan produksi sel darah merah. Akan tetapi, probiotik dapat membantu menjaga sistem pencernaan tetap sehat.
Usus yang sehat dapat menyerap berbagai nutrisi yang diperlukan tubuh dari makanan secara baik dan efektif.
Anda bisa mendapatkan asupan probiotik dari makanan sehat, seperti yogurt, acar, tempe, dan makanan fermentasi lainnya.
5. Obat-obatan
Beberapa obat untuk mengatasi anemia yang biasanya diresepkan dokter sebagai pengobatan anemia, antara lain Imunosupresan, seperti cyclosporine dan anti-thymocyte globulin untuk pasien anemia aplastik.
Serta obat seperti sargramostim, filgrastim, dan pegfilgrastim dapat membantu merangsang sumsum tulang menghasilkan sel darah baru.
6. Transfusi darah
Dokter dapat menganjurkan transfusi darah untuk pengobatan beberapa jenis anemia, seperti pada anemia hemolitik, meskipun jarang.
Sementara itu, pada anemia akibat thalasemia, transfusi darah mungkin akan dilakukan setiap beberapa minggu sekali.
7. Transplantasi sel sumsum tulang belakang
Transplantasi sel punca (stem cell) ke sumsum tulang digunakan pada penderita anemia aplastik parah. Transplantasi sumsum tulang belakang ini umumnya akan dilakukan pada pasien yang usianya masih muda, dan biasanya sel puncanya akan didonorkan dari saudara kandung.
Pengobatan ini juga bisa dilakukan untuk menangani masalah anemia akibat thalasemia yang kasusnya cukup parah. Pengobatan ini dapat menghilangkan kebutuhan untuk transfusi darah seumur hidup dan konsumsi obat penambah darah khusus anemia dalam jangka panjang.
8. Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan pada pengidap anemia hemolitik. Pembedahan berfungsi untuk mengganti katup jantung yang rusak, mengangkat tumor, atau memperbaiki pembuluh darah yang tidak normal.
Jika anemia hemolitik berlanjut meskipun telah diobati, dokter Anda perlu merekomendasikan splenektomi. Ini adalah operasi pengangkatan limpa sebagai upaya terakhir.
9. Plasmapheresis
Plasmapheresis dilakukan untuk mengobati anemia terjadi karena plasma darah dalam tubuh Anda mengandung antibodi yang menyerang sel-sel sehat dalam tubuh (autoimun), termasuk sel darah merah.
Anemia umumnya menyebabkan wajah menjadi pucat dan kurang sehat, sehingga badan menjadi mudah lelah.
Anemia dapat terjadi secara sementara ataupun jangka panjang, dengan tingkat keparahan dari rendah hingga berat. Saat terjadi anemia, kadar hemoglobin (sel darah merah yang mengandung oksigen) berada di bawah normal.
Orang dewasa menderita anemia, apabila kadar hemoglobinnya berada di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki. Sementara untuk wanita kadar hemoglobin di bawah 12 gram per desiliter untuk dapat dikatakan menderita anemia. Namun, jika kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter, anemia tersebut tergolong berat dan disebut dengan anemia gravis.
Penyebab Anemia
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan sirkulasi darah tidak berfungsi secara normal.
- Kurang asupan gizi
Faktor penyebab anemia yang paling umum adalah karena kekurangan gizi. Beberapa vitamin dan mineral memiliki peran penting untuk membantu tubuh membuat sel darah merah, seperti zat besi, asam folat (vitamin B9), dan vitamin B12.
Dengan mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh penting, agar tubuh mampu memproduksi hemoglobin secara normal.
- Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang memengaruhi proses cerna dan penyerapan nutrisi dapat menjadi salah satu penyebab anemia, seperti penyakit Celiac. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada usus kecil yang memengaruhi pada penyerapan zat besi, folat, dan vitamin B12 yang membantu proses pembentukan sel darah merah.
- Jenis kelamin
Wanita memiliki kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah daripada pria. Pria sehat, memiliki kadar hemoglobin normal sekitar 14-18 g/dL dan hematokritnya 38,5-50 persen.
Sementara pada perempuan sehat, kadar normal hemoglobin sekitar 12-16 g/dL dan hematokrit sebesar 34,9-44,5 persen. Perbedaan inilah yang membuat wanita lebih rentan mengalami anemia daripada laki-laki.
- Menstruasi berat
Pada perempuan, zat besi tidak hanya diperlukan untuk pertumbuhan, namun juga diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasia.
Sehingga, ketika menstruasi berlangsung lebih lama, darah yang keluar juga lebih banyak. Hal itu yang menyebabkan wanita mengalami kekurangan darah. Hal inilah menimbulkan anemia, termasuk kulit pucat dan gampang lelah.
- Kehamilan
Saat wanita hamil, tubuh ibu akan menghasilkan sel darah lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika ibu hamil tidak dapat mencukupi asupan zat besi, asam folat, atau nutrisi lainnya, sel darah merah yang dihasilkan tubuh akan lebih sedikit dari seharusnya. Ini adalah penyebab utama munculnya anemia pada ibu hamil.
Selain itu, proses persalinan dan nifas juga membuat wanita kehilangan banyak darah, sehingga membuatnya lebih rentan kena anemia dibandingkan pria.
- Penyakit kronis
Penyakit kronis dapat menjadi salah satu faktor risiko penyebab anemia. Penyakit kronis menyebabkan perubahan pada sistem tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang sehat.
Beberapa penyakit kronis yang berpotensi menyebabkan anemia, antara lain penyakit ginjal, infeksi dan inflamasi kronis serta kanker.
Kanker
- Luka atau habis operasi
Trauma atau operasi dapat menyebabkan tubuh kehilangan darah banyak. Sehingga tubuh kehilangan simpanan darah dan zat besi dalam tubuh.
- Riwayat keluarga
Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami anemia, akan meningkatkan risiko mengalaminya juga. Salah satu jenis anemia yang rentan diturunkan dalam silsilah keluarga adalah anemia sel sabit.
Cara Mengatasi Anemia
Ada banyak pilihan cara untuk mengatasi anemia. Berikut beberapa cara untuk mengatasi anemia.
1. Konsumsi zat besi
Anemia diakibatkan karena kekurangan zat besi atau defisiensi zat besi. Kondisi ini uum terjadi , terutama terjadi pada wanita yang mengalami menstruasi berat. Beberapa makanan yang tinggi zat besi, antara lain daging merah, kuning telur, makanan laut, gandum, dan kacang-kacangan.
Selain itu, cokelat juga bisa menjadi cara yang menyenangkan dalam mengatasi anemia sekaligus pencegahan anemia sederhana, baik cokelat biasa maupun dark chocolate sama-sama tinggi zat besi.
Anda juga dapat mengonsumsi suplemen zat besi, namun sebelumnya Anda harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.
2. Konsumsi vitamin C
Selain mengonsumsi zat besi, Anda juga dapat mengonsumsi vitamin C untuk mengatasi anemia. Hal ini karena vitamin C membantu penyerapan zat besi lebih baik di dalam tubuh.
Anda juga dapat meminumnya bersamaan dengan zat besi bisa untuk membantu tubuh Anda agar mendapatkan asupan zat besi secara optimal.
3. Konsumsi vitamin B12 dan asam folat
Anemia juga bisa terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B12 dan folat. Dua nutrisi ini juga diperlukan tubuh untuk membuat sel darah merah yang sehat.
Untuk mengatasi hal ini, Anda tentu perlu memperbanyak asupan makanan yang mengandung vitamin B12, seperti daging, hati ayam, ikan, tiram, kerang, susu, keju, dan telur.
Selain itu, Anda juga perlu mengonsumsi sumber asam folat, seperti yang berasal dari sayuran hijau dan susu.
4. Konsumsi probiotik
Probiotik tidak secara langsung berperan pada peningkatkan produksi sel darah merah. Akan tetapi, probiotik dapat membantu menjaga sistem pencernaan tetap sehat.
Usus yang sehat dapat menyerap berbagai nutrisi yang diperlukan tubuh dari makanan secara baik dan efektif.
Anda bisa mendapatkan asupan probiotik dari makanan sehat, seperti yogurt, acar, tempe, dan makanan fermentasi lainnya.
5. Obat-obatan
Beberapa obat untuk mengatasi anemia yang biasanya diresepkan dokter sebagai pengobatan anemia, antara lain Imunosupresan, seperti cyclosporine dan anti-thymocyte globulin untuk pasien anemia aplastik.
Serta obat seperti sargramostim, filgrastim, dan pegfilgrastim dapat membantu merangsang sumsum tulang menghasilkan sel darah baru.
6. Transfusi darah
Dokter dapat menganjurkan transfusi darah untuk pengobatan beberapa jenis anemia, seperti pada anemia hemolitik, meskipun jarang.
Sementara itu, pada anemia akibat thalasemia, transfusi darah mungkin akan dilakukan setiap beberapa minggu sekali.
7. Transplantasi sel sumsum tulang belakang
Transplantasi sel punca (stem cell) ke sumsum tulang digunakan pada penderita anemia aplastik parah. Transplantasi sumsum tulang belakang ini umumnya akan dilakukan pada pasien yang usianya masih muda, dan biasanya sel puncanya akan didonorkan dari saudara kandung.
Pengobatan ini juga bisa dilakukan untuk menangani masalah anemia akibat thalasemia yang kasusnya cukup parah. Pengobatan ini dapat menghilangkan kebutuhan untuk transfusi darah seumur hidup dan konsumsi obat penambah darah khusus anemia dalam jangka panjang.
8. Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan pada pengidap anemia hemolitik. Pembedahan berfungsi untuk mengganti katup jantung yang rusak, mengangkat tumor, atau memperbaiki pembuluh darah yang tidak normal.
Jika anemia hemolitik berlanjut meskipun telah diobati, dokter Anda perlu merekomendasikan splenektomi. Ini adalah operasi pengangkatan limpa sebagai upaya terakhir.
9. Plasmapheresis
Plasmapheresis dilakukan untuk mengobati anemia terjadi karena plasma darah dalam tubuh Anda mengandung antibodi yang menyerang sel-sel sehat dalam tubuh (autoimun), termasuk sel darah merah.