Wow! Otak Einstein Ternyata Dicuri dan Dibedah untuk Penelitian! Temukan Fakta Menarik di Baliknya!

Siapa yang tak kenal dengan Albert Einstein? Dia bukan hanya seorang jenius, tapi juga seorang peneliti yang produktif. Dalam karirnya, Einstein telah menerbitkan lebih dari 300 makalah ilmiah dan leb...

Albert Einstein, sosok yang dianggap sebagai simbol kecerdasan dan kejeniusan, telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan dunia modern. Dengan teori-teorinya yang revolusioner, Einstein telah membuka dasar-dasar pengetahuan dan teknologi yang menjadi landasan bagi kemajuan kita saat ini. Tidak heran jika Einstein dianggap sebagai manusia paling cerdas di dunia dengan semua hasil pemikirannya.

Einstein telah menerbitkan lebih dari 300 makalah ilmiah dan lebih dari 150 karya non-ilmiah. Prestasi intelektual dan orisinalitasnya menjadikan kata 'Einstein' identik dengan jenius. Bahkan, menurut Eugene Wigner, pemahaman Einstein lebih dalam daripada Jancsi von Neumann. Pikirannya lebih tajam dan lebih orisinal daripada von Neumann, dan itu adalah pemikiran yang sangat luar biasa.

Nah, saking jeniusnya, ketika Einstein meninggal dunia, otaknya dicuri. Sang pencuri nekat melakukan hal tersebut dengan alasan untuk diteliti. Ternyata, ada fakta menarik di balik otak Einstein yang perlu kita ketahui.

1. Otak dan Mata Einstein Dicuri Saat Autopsi
Otak Albert Einstein Sumber National Geographic.grid.jpg

Bagi yang belum pernah melihat, gambar di atas adalah foto otak Albert Einstein. Tahun 1955, setelah Einstein meninggal, ahli patologi dari Princeton University, Thomas Harvey, mengambil otak sang jenius itu lewat autopsi. Harvey berharap kecerdasan Einstein terungkap dengan meneliti otak tersebut.

Apa yang dilakukan Harvey tentu saja tidak dibenarkan. Meskipun demikian, dia tetap membela diri. "Yang saya tahu, kita mendapat izin untuk melakukan autopsi dan saya berasumsi bahwa kita juga akan mempelajari otak Einstein," ujar Harvey.

Di samping otak Einstein, Dr. Harvey juga mengambil mata dan memberikannya kepada dokter mata Einstein, Henry Abrams.

2. Einstein Ingin Dikremasi dan Tak Mau Tubuhnya Diteliti
Einstein Sumber Atlasobscura.jpg

Einstein sebenarnya tidak ingin otak atau tubuhnya dipelajari. Dia tidak ingin disembah setelah meninggal. "Dia telah meninggalkan pesan khusus mengenai jenazahnya dikremasi dan menyebarkan abu secara diam-diam untuk mencegah agar tidak diberhalakan (disembah)," begitu Brian Burrell menulis dalam bukunya Postcards from the Brain Museum: The Improbable Search for Meaning in the Matter of Famous Minds.

Tetapi Harvey tetap mengambil otak tanpa seizin dari Einstein atau keluarganya. Ketika fakta itu terungkap beberapa hari kemudian, Harvey berhasil meminta restu, lantaran sudah terlanjur, dari putra Einstein, Hans Albert.

"Syarat yang diminta Hans Albert dikenal hingga kini bahwa pengambilan dan penyelidikan otak tersebut akan dilakukan semata-mata untuk kepentingan sains," kata Burrell, seperti dikutip dari National Geographic.

3. Otak Einstein Dipotong-potong Jadi 240 Bagian
Potongan Otak Einstein Kredit Foto Exhibitions.jpg

Saat mengambil otak Einstein, Harvey dibuat kaget. Ternyata otak Einstein tidak sebesar yang dia bayangkan. Harvey kemudian memotong-motongnya menjadi 240 bagian. Potongan-potongan tersebut diawetkan dalam stoples berisi formalin di rumahnya.

Harvey kemudian memberikan 46 potong bagian otak Einstein tersebut kepada koleganya, William Ehrich. Beberapa potong lagi didonasikan ke sebuah museum di Philadelphia, AS.

Sebelum dipotong-potong, otak Einstein sempat difoto dalam berbagai sudut oleh Harvey. Sayangnya, sesaat setelah difoto, foto-foto tersebut hilang dan hanya 14 lembar saja yang sampai sekarang disimpan di National Museum of Health and Medicine.

4. Kecerdasan di Balik Otak Einstein
Einstein Wikipedia.jpg

Beragam penelitian kemudian mengungkap beberapa keunikan otak Einstein. Tahun 1985, peneliti bernama Marian Diamond menemukan bahwa otak Einstein memiliki lebih banyak sel glial sehingga organ tersebut mampu bekerja lebih efektif. Hasil penelitian ini menarik namun dianggap kurang dapat dipercaya.

Tahun 1995, penelitian lain mengungkap bahwa otak Einstein memiliki bagian lobus parietal yang ukurannya 15 persen lebih besar dari orang normal dan tidak memiliki celah yang biasanya ada pada orang umumnya.

Lobus parietal bertanggung jawab pada kemampuan spasial dan matematis. Ukuran yang besar menunjukkan kemampuan matematis yang lebih tinggi. Sementara dengan tak adanya celah, sel-sel dalam lobus parietal otak Einstein mampu berkomunikasi lebih cepat sehingga mendukung kemampuan berpikir.

Tahun 2012, penelitian Dean Falk dari Florida State University dan rekannya menunjukkan bahwa bagian-bagian tertentu pada otak Einstein, seperti bagian depan otak depan, bagian somatosensori, motor primer, lobus parietal, korteks temporal, dan oksipitalis, memiliki keistimewaan. Dengan keistimewaan tersebut, Einstein memiliki kemampuan penglihatan, spasial, dan matematis yang istimewa.

Setelah membandingkan dengan corpus callosum dari pria-pria lain, Falk menemukan bahwa corpus callosum Einstein lebih tebal, yang mendukung komunikasi antara dua bagian otak yang lebih baik dan membuat Einstein memiliki kecerdasan yang lebih tinggi.

Riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal Brain pada 24 September 2013, seperti diberitakan Huffington Post, kembali mengungkap keunikan otak sang jenius. Riset yang juga dilakukan oleh Dean Falk menemukan bahwa corpus callosum, bagian yang menghubungkan bagian kiri dan kanan otak, unik.

5. 46 Bagian Otak Einstein Dipamerkan
Einstein Muda Wikipedia.jpg

Pada tahun 2011, Museum dan Perpustakaan Sejarah Medis Mutter di Philadelphia memamerkan 46 bagian otak Albert Einstein, sang jenius penemu teori relativitas umum. Pengunjung dapat melihat 45 sayatan otak Einstein dan satu preparat yang diperbesar di bawah lensa. Pameran ini diharapkan dapat memacu orang untuk berpikir tentang ilmu otak dan fisiologi.


You Might Also Like