Lazada, salah satu platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan di seluruh wilayah Asia Tenggara. Apa yang sebenarnya terjadi?
Lazada, salah satu platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara, baru-baru ini menghebohkan publik dengan pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan di seluruh wilayah Asia Tenggara. Video yang beredar di media sosial menunjukkan momen pengumuman tersebut, dan tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan pengguna dan pelanggan Lazada.
Mengapa Lazada melakukan PHK yang cukup massal ini? Menurut pernyataan resmi dari Lazada, keputusan ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan guna meningkatkan efisiensi dan menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce.
Restrukturisasi ini melibatkan berbagai aspek, termasuk peninjauan kembali struktur organisasi, pengurangan biaya operasional, dan peningkatan fokus pada sektor yang dianggap lebih strategis bagi pertumbuhan bisnis Lazada di masa depan.
Meski demikian, Lazada juga menegaskan bahwa mereka akan memberikan kompensasi dan dukungan kepada karyawan yang terkena PHK, termasuk paket kompensasi yang adil dan akses ke program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk membantu mereka dalam mencari pekerjaan baru.
Keputusan Lazada ini tentu saja menuai beragam reaksi dari publik. Beberapa pihak mengkritik langkah ini sebagai tindakan yang tidak manusiawi terhadap karyawan, sementara yang lain memahami bahwa restrukturisasi adalah bagian dari strategi bisnis yang perlu diambil dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di dunia e-commerce.
Bagaimanapun juga, PHK ratusan karyawan Lazada ini menjadi perhatian banyak orang. Apa yang sebenarnya terjadi di balik keputusan ini? Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan Lazada? Hanya waktu yang akan menjawab semua pertanyaan ini.