Pembelajaran Jarak Jauh: Efek Negatif dan Permanen Bagi Siswa
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi terbaik dalam menjalankan proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Namun, setelah berjalan selama lima bulan, PJJ ini mendapatkan berbagai pro kontra dari orangtua.
Memang, lima bulan bukanlah waktu yang singkat. Tidak heran jika banyak orangtua merasa terbebani karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli kuota internet agar anak-anak dapat mengikuti PJJ.
Tidak hanya itu, PJJ yang berkepanjangan juga memiliki efek negatif dan permanen bagi siswa.
"Dari hasil riset di situasi bencana lain di mana sekolah tidak dapat melakukan pembelajaran tatap muka, efek dari PJJ yang berkepanjangan bagi siswa bisa sangat negatif dan permanen," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam seminar daring "Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19" yang disiarkan langsung di Channel YouTube Kemendikbud RI pada Jumat (7/8/2020).
Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan bahwa ada tiga efek negatif dan permanen bagi siswa jika PJJ dilakukan secara berkepanjangan.
Pertama, ancaman putus sekolah. Ancaman ini sangat nyata dan berdampak seumur hidup bagi anak-anak. PJJ yang berkepanjangan dapat membuat anak-anak malas belajar. Beberapa anak bahkan terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga di tengah pandemi.
Selain itu, PJJ yang berkepanjangan juga dapat mengubah persepsi orangtua tentang peran sekolah dalam proses pembelajaran. Banyak orangtua yang sulit melihat peran sekolah jika pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Kedua, penurunan capaian belajar. PJJ yang tidak optimal menyebabkan capaian belajar tidak optimal seperti pada pembelajaran tatap muka. PJJ yang berkepanjangan dapat menciptakan kesenjangan antara siswa yang memiliki perangkat untuk mengikuti PJJ dengan siswa yang tidak memiliki perangkat.
Pembelajaran Jarak Jauh yang berkepanjangan juga berisiko menciptakan generasi yang mengalami learning loss, terutama bagi siswa yang lebih muda.
Ketiga, peningkatan kekerasan pada anak dan risiko eksternal. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak dalam kekerasan di rumah tanpa terdeteksi oleh guru. PJJ dapat menyebabkan stres pada anak karena tidak bisa bertemu dengan teman-temannya, yang berdampak pada kesejahteraan psikologis mereka dan masa depan mereka.
PJJ yang berkepanjangan juga meningkatkan risiko pernikahan dini, eksploitasi anak, terutama perempuan, dan kehamilan remaja.
Author: Muhammad Ilham