Mengapa VC Terkemuka Ini Memilih Berinvestasi pada Remaja

Mengapa VC Terkemuka Ini Memilih Berinvestasi pada Remaja

Kevin Hartz, seorang VC terkemuka, mengalokasikan hampir 20% dana investasinya untuk remaja. Temukan alasannya.

Kevin Hartz dan Investasi pada Remaja
Kevin Hartz dikenal sebagai pelopor dalam dunia investasi. Pada tahun 2001, ia mendirikan Xoom, sebuah platform untuk mengirim uang lintas negara yang kemudian diakuisisi PayPal seharga $1,1 miliar. Setelah itu, ia mendirikan Eventbrite yang sukses besar. Kini, Hartz mengarahkan pandangannya pada para pendiri perusahaan yang masih remaja.

Fenomena Pendiri Remaja
Hartz tidak sendirian dalam tren ini. Banyak remaja berbakat yang merasa bosan dengan pendidikan formal dan memilih untuk membangun perusahaan mereka sendiri. Fenomena ini mengingatkan kita pada kisah sukses seperti Steve Jobs dan Mark Zuckerberg. Dengan meningkatnya biaya pendidikan dan lingkungan universitas yang dianggap tidak kondusif, banyak remaja yang memilih jalur ini.

Program seperti Z Fellows dan Thiel Fellowship mendukung tren ini dengan memberikan dana kepada remaja yang ingin memulai bisnis. Z Fellows, misalnya, memberikan hibah sebesar $10.000 kepada pendiri teknis, termasuk siswa sekolah menengah.

Hartz percaya bahwa remaja memiliki potensi besar untuk berinovasi. Dalam wawancara dengan TechCrunch, ia menyebutkan bahwa banyak remaja yang sangat cerdas dan merasa tidak tertantang di sekolah. Mereka lebih memilih untuk belajar dan membangun sesuatu yang nyata.

Program akselerator seperti Y Combinator juga mendukung tren ini dengan menawarkan program yang memungkinkan siswa untuk memulai perusahaan sambil tetap bersekolah. Ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan pendanaan dan dukungan tanpa harus putus sekolah.

Hartz melihat ini sebagai bagian dari siklus ekspansif dalam teknologi, terutama dengan kemajuan AI. Remaja yang terlibat dalam teknologi AI dan model bisnis baru memiliki potensi besar untuk mengubah industri.

Namun, ada kekhawatiran bahwa memulai bisnis pada usia muda dapat mengorbankan pengalaman masa remaja mereka. Hartz mengakui bahwa menjadi pengusaha muda bisa menjadi pengalaman yang menggembirakan tetapi juga penuh tantangan.

Statistik menunjukkan bahwa banyak lulusan sekolah tidak dapat menemukan pekerjaan, yang mendorong lebih banyak remaja untuk memulai bisnis mereka sendiri. Dengan meningkatnya pekerjaan lepas dan bisnis pribadi, tren ini diperkirakan akan terus berkembang.

Hartz sendiri memiliki anak yang sedang mempertimbangkan jalur pendidikan tradisional. Ia memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih jalur yang mereka inginkan, apakah itu kuliah atau memulai bisnis.

Dalam dua tahun terakhir, Hartz telah meningkatkan investasi pada perusahaan yang didirikan oleh remaja dari 5% menjadi hampir 20%. Ini menunjukkan keyakinannya pada potensi generasi muda untuk memimpin inovasi di masa depan.

Dengan semua perubahan ini, jelas bahwa dunia investasi dan kewirausahaan sedang mengalami transformasi besar. Remaja tidak hanya menjadi bagian dari tren ini, tetapi juga menjadi penggerak utama di dalamnya.


Rekomendasi Artikel