Robinhood meluncurkan fitur 'Robinhood Social' untuk copy trading, meski sebelumnya memperingatkan risiko regulasi.
Perubahan dalam lingkungan regulasi dapat mengubah banyak hal. Sekitar sembilan bulan setelah menyarankan bahwa platform copy trading baru hanya dapat beroperasi karena 'di bawah radar' regulator, Robinhood kini mengumumkan peluncuran 'Robinhood Social'. Fitur baru ini memungkinkan pengguna mengikuti dan meniru perdagangan investor terkemuka secara manual.
Langkah ini merupakan perubahan besar bagi Robinhood, yang sebelumnya berhati-hati terhadap fitur yang dapat menarik perhatian regulator. Perusahaan ini bahkan menghapus fitur konfeti digital sebelum IPO 2021 setelah regulator menyatakan kekhawatiran tentang gamifikasi perdagangan. Namun, kini Robinhood justru merangkul copy trading, fitur yang juga berpotensi digamifikasi.
Pada bulan Desember, CEO Robinhood Vlad Tenev menyatakan bahwa platform copy trading seperti Dub dapat beroperasi karena ukurannya yang lebih kecil. Ia menyebutkan bahwa 'copy trading dapat menarik minat lebih besar dari regulator' dan Dub mungkin belum berada di bawah 'kaca pembesar' karena ukurannya yang relatif kecil.
Sekarang, Robinhood yakin bahwa lanskap regulasi telah berubah cukup untuk memasuki pasar copy trading dengan aman. Waktu peluncuran ini sangat menarik mengingat kritik dari pendiri Dub, Steven Wang, yang menilai platformnya lebih berfokus pada edukasi dibanding aplikasi trading tradisional.
Wang berpendapat bahwa pendekatan Dub, yang mencakup skor risiko dan metrik stabilitas portofolio, menawarkan alternatif yang lebih aman dibandingkan platform seperti Robinhood. Ia juga mengkritik keputusan Robinhood untuk menawarkan koin meme, menyebut insentifnya tidak selaras dengan perusahaan publik yang perlu menghasilkan uang.
Pengumuman Robinhood pada acara perusahaan hari Selasa memunculkan spekulasi bahwa Robinhood telah mengakuisisi Dub, yang baru diluncurkan tahun lalu dan telah mengumpulkan $47 juta dari investor. Namun, juru bicara Robinhood menegaskan bahwa ini bukan akuisisi, melainkan pengembangan platform mereka sendiri.
Versi copy trading Robinhood berbeda dari platform seperti Dub dan eToro. Sementara eToro memungkinkan penyalinan otomatis portofolio trader lain secara real-time, Robinhood Social mengharuskan pengguna meniru perdagangan secara manual, yang mungkin membantu mengatasi kekhawatiran regulasi.
Platform ini, yang akan diluncurkan awal tahun depan, menampilkan trader terverifikasi dan aktivitas investor terkenal serta anggota Kongres. Tidak seperti copy trading informal di media sosial, Robinhood akan mewajibkan verifikasi identitas dan bukti posisi portofolio aktual.
Rencana Robinhood adalah mengundang 10.000 pengguna Robinhood Social untuk menguji layanan ini sebelum meluncurkannya secara lebih luas. Peluncuran ini datang saat lanskap regulasi berkembang pesat.
Perubahan Regulasi dan Dampaknya
Perusahaan kripto mendapat pengawasan ketat di bawah pemerintahan Biden, sementara banyak perusahaan kripto menjadi perusahaan publik baru-baru ini, didorong oleh sikap ramah kripto dari pemerintahan Trump. Sementara itu, copy trading yang sudah lama umum di Eropa tetapi sangat dibatasi di AS mungkin akhirnya mendapatkan penerimaan.
Melihat dari sudut pandang ini, masuknya Robinhood ke copy trading lebih dari sekadar peluncuran fitur baru; ini bisa menjadi sinyal pembukaan pintu air untuk gelombang platform baru. Jika Robinhood berhasil menavigasi lanskap hukum yang telah lama membatasi copy trading di AS, perusahaan fintech lain tampaknya akan mengikuti.
Potensi Dampak bagi Investor Ritel
IPO sukses eToro pada bulan Mei, yang mengumpulkan $310 juta dan melihat saham melonjak 29% pada debutnya, telah menunjukkan minat investor yang kuat terhadap platform copy trading. Apakah gelombang potensial ini kabar baik atau buruk bagi investor ritel – atau hanya akan meningkatkan valuasi fintech – masih menjadi pertanyaan terbuka.
Saat ini, pemegang saham Robinhood mungkin adalah pemenang yang paling jelas.