Penting bagi pekerja remote menerapkan daily habits atau kebiasaan harian yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
Kerja remote memang menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan, tetapi di sisi lain bisa membawa tantangan tersendiri, salah satunya adalah burnout. Tanpa batasan fisik antara rumah dan kantor, banyak pekerja remote yang akhirnya kesulitan mengelola energi, waktu, dan fokus. Burnout bukan hanya membuat produktivitas menurun, tapi juga berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Untuk menghindarinya, penting bagi pekerja remote menerapkan daily habits atau kebiasaan harian yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Berikut lima kebiasaan harian yang bisa kamu terapkan agar tetap sehat, fokus, dan terhindar dari burnout.
1. Mulai Hari dengan Rutinitas Pagi yang Konsisten
Salah satu tantangan kerja remote adalah hilangnya transisi alami dari rumah ke tempat kerja. Tanpa rutinitas pagi yang jelas, kamu bisa kehilangan semangat untuk memulai hari. Karena itu, penting untuk menciptakan morning routine yang membantumu mempersiapkan mental sebelum masuk ke mode kerja.
Contoh aktivitas morning routine yang sehat:
- Bangun pada waktu yang sama setiap hari
- Minum air putih dan sarapan bergizi
- Meditasi atau journaling selama 5–10 menit
- Olahraga ringan seperti stretching, jalan pagi, atau yoga
- Persiapkan to-do list untuk hari itu
Konsistensi adalah kunci. Rutinitas ini bukan hanya memberi struktur pada hari kamu, tapi juga meningkatkan fokus dan suasana hati sejak awal.
2. Terapkan Teknik Kerja Terstruktur (Pomodoro atau Deep Work)
Salah satu penyebab burnout adalah kerja nonstop tanpa henti. Untuk mengatasinya, gunakan teknik kerja yang membantu kamu menjaga ritme dan energi.
Dua teknik populer:
a. Teknik Pomodoro
- Kerja fokus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit
- Setelah 4 sesi, ambil istirahat lebih lama (15–30 menit)
- Cocok untuk pekerjaan yang repetitif atau sulit dipertahankan fokus
b. Teknik Deep Work
- Sesi kerja fokus mendalam selama 1–2 jam tanpa distraksi
- Cocok untuk tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi (menulis, desain, coding)
Pilih teknik yang paling sesuai dengan gaya kerja kamu. Dengan membagi waktu kerja menjadi blok yang terukur, kamu bisa bekerja lebih efisien tanpa menguras tenaga mental secara berlebihan.
3. Buat Batasan Jelas antara Waktu Kerja dan Waktu Pribadi
Salah satu jebakan kerja remote adalah "kerja terus-menerus karena tidak ada batasan waktu." Banyak pekerja remote akhirnya merasa harus selalu online, bahkan di luar jam kerja. Ini salah besar.
Cara membuat batasan waktu kerja:
- Tentukan jam kerja yang tetap (misalnya 09.00–17.00)
- Gunakan status online/offline di aplikasi kerja (Slack, Zoom, dll.)
- Matikan notifikasi pekerjaan setelah jam kerja selesai
- Buat ruang kerja terpisah di rumah jika memungkinkan
Dengan menciptakan batasan ini, otak kamu bisa membedakan kapan harus "on" dan kapan saatnya istirahat. Ini penting banget buat menjaga energi dan menghindari kelelahan mental.
4. Sisihkan Waktu untuk Aktivitas Fisik dan Sosial
Kerja dari rumah sering bikin kamu jadi kurang gerak dan jarang bersosialisasi, dua faktor yang sangat berkontribusi pada stres dan burnout. Maka dari itu, pastikan kamu meluangkan waktu untuk aktivitas fisik dan interaksi sosial.
Aktivitas yang bisa dicoba:
- Jalan kaki di pagi/sore hari
- Senam atau workout ringan selama 15–30 menit
- Nongkrong bareng teman-teman setelah kerja (offline atau online)
- Ikut komunitas virtual yang sesuai minat kamu
Aktivitas fisik membantu meningkatkan energi dan mood lewat pelepasan endorfin. Sedangkan interaksi sosial memberi dukungan emosional dan bisa jadi sumber inspirasi baru.
5. Evaluasi dan Refleksi Harian
Setiap akhir hari, luangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang sudah kamu kerjakan dan bagaimana perasaanmu. Ini penting supaya kamu sadar apakah beban kerja kamu realistis, atau justru berlebihan.
Tips refleksi harian:
- Tulis 3 hal yang kamu capai hari ini
- Catat momen paling menyenangkan dan paling melelahkan
- Pikirkan hal yang bisa diperbaiki besok
- Praktikkan gratitude journaling (tulis 1 hal yang kamu syukuri)
Kebiasaan ini sederhana tapi sangat powerful. Dengan refleksi harian, kamu bisa memonitor kesehatan mental kamu secara berkala dan mengambil langkah cepat jika mulai merasa jenuh atau lelah secara emosional.
Tips Tambahan untuk Menjaga Keseimbangan saat Kerja Remote
Selain kelima kebiasaan di atas, ada beberapa tambahan strategi yang bisa kamu terapkan agar tetap waras dan produktif:
- Gunakan aplikasi untuk tracking waktu dan kebiasaan, seperti Notion, Habitica, atau Toggl
- Lakukan digital detox secara berkala, misalnya 1 hari tanpa media sosial setiap minggu
- Jangan takut ambil cuti atau waktu istirahat lebih panjang jika kamu merasa burnout sudah mulai datang
- Bangun kebiasaan mindful, seperti bernafas dalam selama 2 menit sebelum mulai kerja
Kerja remote bukan berarti harus kerja terus-menerus. Justru, kamu dituntut lebih sadar dalam mengelola waktu, energi, dan perhatian. Dengan membentuk kebiasaan harian yang sehat dan terstruktur, kamu bisa menjaga produktivitas tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Lima daily habits di atas bisa jadi fondasi agar kamu tetap semangat, fokus, dan bebas burnout saat kerja remote. Mulailah dari hal kecil dan konsisten, karena perubahan besar selalu dimulai dari rutinitas harian yang sederhana.