Mandi ini biasanya dilakukan sebelum memasuki bulan puasa
Mandi selalu menyegarkan, dan untuk beberapa mandi dalam waktu-waktu tertentu memiliki banyak kemualiaan dan manfaat. Ada pula beberapa mandi yang diwajibkan. Yakni setelah menanggung hadas besar dan menjelang hari raya.
Namun tak banyak yang tahu, jika mandi untuk awalan bulan hijriyah tak hanya dilakukan saat hari raya idul fitri dan idul adha. Akan menjelang puasa pun ada sebagian muslim melakukannya. Harapannya agar diri dalam keadaan bersih saat akan menjalankan ibadah puasa satu bulan mendatang. Adapun bacaan doa niat mandi keramas jelang puasa Ramadhan:
ننويت غسل ليذوقولسيم رمضان هديه صنت سوناتا لله تقلى
Nawaitu guslal lidhukulissyiami romdhoona hadihisanati sunatallillahi ta'alla.
Artinya: Aku berniat mandi sunat bulan Ramadan karena Allah Ta'ala
Selain niatnya, ada pula untuk tata caranya sebagai berikut:
- Basuh tangan sebanyak tiga kali ketika memasuki kamar mandi.
- Pastikan badan sudah bersih dari kotoran atau najis, misalnya darah haid.
- Guyurkan kepala sebanyak tiga kali diiringi dengan bacaan niat mandi tersebut.
- Siramkan badan sebelah kanan dan kiri masing-masing tiga kali.
- Kemudian siramkan air ke seluruh tubuh.
- Gosok bagian depan dan belakang sebanyak tiga kali, air harus mengalir sampai ke lipatan kulit dan pangkal rambut. Bagi yang memiliki jenggot, juga bisa digosok.
Selain niat di atas, terdapat pula niat mandi keramas jelang Ramadhan yang memiliki tujuan yang sama, yaitu agar bersih dan suci dalam memasuki bulan Ramadhan.
Tak hanya dalam bahasa arab niat itu dapat dilakukan. Dalam masyarakat Jawa pun hal ini juga hal biasa dilakukan saat akan memasuki bulan puasa. Berikut niat mandi keramas jelang Ramadhan dalam tradisi Jawa.
Bismillahirohmanirohim
Niat ingsun adus angedusi badan kayun manggih toya robani. Dus lali dus mani badan adus den dusi padha badan roh adus den dusi padha roh, sukma adus den dusi padha sukma, Dzat teles sukma alam Dzat urip tan kena kawoworan urip sajroning karsa, ingsun adus banyu saking kodratullah. Byurrr njaba suci njeroning badan robani, Allahu sakarsa, Allahu alaihi wassalam.
Menurut adat Jawa, untuk mandi keramas sendiri dilakukan di tengah malam atau tepat pada jam 12 malam dengan mencampurkan kembang tujuh rupa di air. Lalu bakar dupa sebagai wewangian.
Kemudian membaca niat tersebut dan membasuh diri mulai dari kepala sambil meresapi doa-doa yang selama ini telah dilakukan. Guyurkan badan dengan air sampai merasa beban di dalam diri telah berkurang.
Juga sudah bukan rahasia lagi jika bulan ramadhan terkenal dengan banyak begitu rahmat, kemuliaan hingga banyak keutamaan di bulan ini. Tak hanya umat muslim yang senang dengan kehadiran bulan puasa ini, juga umat lainnya. Karena pada bulan ini mendatangkan rezeki bagi yang lainnya yang ingin menjajakan keperluan belanja untuk berbuka dan sahur hingga akan memasuki hari raya setelah satu bulan puasa.
Di antara keutamaannya ialah:
1. Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2/179)
2. Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188)
3. Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Pada bulan ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Dan Allah Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah (Tafsir Ath Thobari, 21/6). Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. (Zaadul Masiir, 7/336-337)
4. Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul Ahadits, 9/224)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. (HR. At Tirmidzi no. 3598. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan)
An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” (Al Majmu’, 6/375)
An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.” (Al Majmu’, 6/375)