Gus Baha menjelaskan bahwa malaikat tidak akan menyiksa orang fasik yang menyimpan Al-Qur'an di hatinya. Temukan penjelasan mendalamnya di sini.
, Jakarta - Dalam sebuah ceramah yang menarik, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal dengan Gus Baha, mengungkapkan pandangannya tentang malaikat dan orang-orang fasik. Menurutnya, malaikat tidak akan berani menyiksa orang-orang yang fasik jika dalam hati mereka terdapat Al-Qur'an. Ini adalah sebuah konsep yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang spesial dalam diri manusia yang dapat melindungi mereka dari hukuman, meskipun mereka melakukan kesalahan.
Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun seseorang bisa disebut fasik karena perbuatannya, jika hatinya pernah menghafal Al-Qur'an, maka malaikat tidak bisa serta-merta memberikan siksaan tanpa pertimbangan khusus. “Karena malaikat itu ternyata mukalaf, mukalaf itu kena aturan hukum, enggak boleh dia sembrono selonang-selonong,” ungkapnya. Ini menunjukkan bahwa malaikat memiliki aturan yang harus mereka patuhi.
Pernyataan Gus Baha ini diambil dari video kajian yang diunggah di kanal YouTube @Pengaosangusbaha, yang menyoroti kedudukan orang-orang penghafal Al-Qur'an, baik yang taat maupun yang melakukan perbuatan fasik. Ia menekankan bahwa malaikat tidak dapat bertindak sembarangan terhadap seseorang yang hatinya memuat kalam Allah.
Orang Hafal Al-Qur'an Tak Akan Disiksa
“Makanya Allah berfirman, Allah tidak akan menyiksa hati yang ada di Al-Qur'an,” tambah Gus Baha. Ini adalah bukti bahwa keberadaan Al-Qur'an dalam hati seseorang memberikan perlindungan tersendiri, bahkan dari siksaan malaikat. Artinya, seorang penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam keadaan menyimpan ayat-ayat Allah di hatinya, memiliki nilai kehormatan tertentu.
Gus Baha mengisahkan bahwa malaikat tidak bisa langsung menyiksa orang fasik yang hafal Al-Qur'an. Mereka harus mempertimbangkan bahwa orang tersebut menyimpan Al-Qur'an dalam hatinya, dan ini mengharuskan malaikat untuk berhati-hati dalam memberikan hukuman. “Kalau orang hafal Al-Qur'an sampai mati, artinya dia membawa Qur'an,” jelasnya. Dalam hal ini, malaikat terikat aturan yang melarang mereka melecehkan atau menyakiti seseorang yang membawa Al-Qur'an di hatinya.
Kisah Malaikat dan Surah Tabarak
Dalam ceramah tersebut, Gus Baha juga menyebutkan bahwa surah Al-Mulk, atau yang sering dikenal sebagai surah Tabarak, akan berdiri membela orang fasik yang hafal Al-Qur'an jika malaikat mencoba menyiksanya. “Sehingga surah Tabarak enggak terima dan ngomong ke malaikat, ‘Ini orang ini Hafal saya. Kalau kamu mukulin dia, kena saya,’” ujarnya, menggambarkan simbolis tentang perlindungan yang diberikan oleh Al-Qur'an.
Namun, malaikat mengajukan argumen bahwa orang tersebut adalah fasik dan tidak sepenuhnya taat. Dalam dialog ini, malaikat mencoba memahami apakah orang fasik yang menghafal Al-Qur'an layak mendapatkan perlindungan. “Tapi ini orang fasik,” kata malaikat, yang menunjukkan dilema mereka dalam menjalankan tugas.
Gus Baha menjelaskan bahwa malaikat tidak memiliki otoritas untuk langsung menghukum penghafal Al-Qur'an yang fasik tanpa konsultasi lebih lanjut dengan Allah. “Akhirnya kompromi terus konsultasi ke Allah,” tambahnya. Dalam proses ini, malaikat tetap menunjukkan ketaatan pada aturan yang mengikat mereka dalam menjalankan tugas.
Melalui ceramah ini, Gus Baha ingin menegaskan pentingnya menjaga Al-Qur'an dalam hati. Ia menjelaskan bahwa meskipun seseorang melakukan dosa, statusnya sebagai penghafal Al-Qur'an memberinya posisi khusus yang bahkan membuat malaikat harus mempertimbangkan tindakan mereka. Ini adalah bentuk rahmat Allah bagi orang-orang yang menyimpan ayat-ayat-Nya.
Selain itu, kisah ini juga mengajarkan tentang keagungan dan kemuliaan Al-Qur'an sebagai kitab yang tidak hanya menjadi pedoman, tetapi juga menjadi pelindung bagi siapa saja yang menghafalnya, bahkan ketika ia berbuat dosa. Al-Qur'an, dalam pandangan Gus Baha, memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membimbing dan melindungi orang yang menghafalnya.
Dengan pandangan ini, Gus Baha berharap umat Islam semakin menghargai dan menjaga Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Ia meyakini bahwa siapa pun yang memiliki Al-Qur'an dalam hatinya akan mendapatkan perlindungan dari Allah, bahkan dalam keadaan yang tidak ideal sekalipun. Gus Baha mengajak umat untuk merenungkan betapa agungnya Al-Qur'an yang mampu memberikan syafaat atau pembelaan bagi para penghafalnya.