Buya Yahya Menjelaskan Penghalang Cahaya Iman yang Sering Terjadi

Pelajari penghalang cahaya iman menurut Buya Yahya dan cara mengatasinya untuk meningkatkan keimanan.

Cilacap - Cahaya iman adalah cahaya yang mampu menerangi hidup kita, melindungi dari kegelapan dan kemusyrikan. Dengan cahaya iman, kita bisa melaksanakan perintah Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan sukacita. Namun, banyak dari kita merasa berat untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Apa yang salah? Ternyata, ada penghalang yang menghalangi cahaya iman kita.

Dalam penjelasannya, KH. Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi penghalang cahaya iman. Mari kita simak lebih dalam tentang hal ini agar kita bisa memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman kita.

Kesombongan: Penghalang Utama Cahaya Iman

Buya Yahya menekankan bahwa kesombongan adalah salah satu penghalang utama cahaya iman. Ia menjelaskan, “Yang menjadi penghalang cahaya iman itu punya fungsi ada di antaranya kesombongan di dalam diri kita.” Kesombongan ini bisa membuat keyakinan kita menjadi tidak berguna. Meskipun seseorang mengaku memiliki iman yang kuat, jika disertai kesombongan, maka keimanannya bisa terpengaruh oleh penyakit hati seperti kedengkian dan kebencian.

“Biarpun katanya orang imannya kuat, tapi kalau sombong, kesombongan dan segala penyakit kesombongan masuk dalam kedengkian, kebencian yang disebut amradlul qulub. Amradlul qulub, penyakit hati. Jadi itulah yang menjadikan keyakinannya menjadi tidak ada artinya lagi,” jelasnya.

Ibrah dari Kisah Abu Jahal dan Iblis

Buya Yahya juga mengisahkan tentang Abu Jahal, paman Rasulullah SAW, yang meskipun mengetahui dan mempercayai bahwa Rasulullah adalah Nabi, tetap tidak mau beriman karena kesombongannya. “Abu Jahal tahu Nabi Muhammad sebagai nabi, tapi dia sombong dengan Nabi Muhammad maka tidak berguna lagi,” tuturnya. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan tanpa keikhlasan tidak akan membawa manfaat.

Begitu juga dengan Iblis, yang ibadahnya tidak kalah dengan malaikat. Namun, karena kesombongannya terhadap Nabi Adam, ia terlempar dari surga. Ini adalah contoh nyata bahwa kesombongan dapat menghalangi cahaya iman kita.

Kesadaran Diri untuk Meningkatkan Iman

Buya Yahya mengajak kita untuk lebih sadar akan penghalang-penghalang ini. Dengan menyadari bahwa kesombongan dan penyakit hati lainnya dapat menghalangi cahaya iman, kita bisa berusaha untuk memperbaiki diri. Menghilangkan kesombongan dan menggantinya dengan kerendahan hati adalah langkah awal yang penting.

Selain itu, kita juga perlu menjaga hubungan baik dengan sesama dan memperbanyak ibadah. Dengan cara ini, kita bisa membuka pintu cahaya iman dalam hati kita. Ingatlah, cahaya iman tidak hanya memberikan petunjuk, tetapi juga melindungi kita dari berbagai keburukan.

Mengatasi Penghalang Cahaya Iman

Untuk mengatasi penghalang cahaya iman, kita perlu melakukan introspeksi diri. Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita masih memiliki sikap sombong? Apakah kita masih terjebak dalam penyakit hati? Jika iya, saatnya untuk berubah. Berlatihlah untuk lebih rendah hati dan berusaha untuk tidak merasa lebih baik dari orang lain.

Selain itu, perbanyaklah doa dan zikir. Dengan berdzikir, kita bisa mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan iman kita. Jangan lupa untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan, karena rasa syukur dapat mengusir kesombongan dari hati kita.

Dengan memahami dan mengatasi penghalang cahaya iman, kita bisa meningkatkan kualitas iman kita. Mari kita berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT.


You Might Also Like