Pelajari pentingnya lafaz talqin singkat saat sakaratul maut menurut Gus Baha untuk membantu proses peralihan menuju akhir hayat.
, Cilacap - Talqin, dalam konteks agama, adalah proses mengajarkan atau membimbing seseorang secara lisan. Biasanya, talqin ini dilakukan untuk orang yang telah meninggal dunia, namun juga sangat penting bagi mereka yang sedang menghadapi sakaratul maut.
Ketika seseorang berada dalam kondisi sakaratul maut, talqin berfungsi untuk membimbing mereka agar dapat mengucapkan kalimat syahadat. Namun, ada pandangan berbeda dalam kitab Fathul Mu’in yang menyatakan bahwa lafaz yang ditalqinkan saat sakaratul maut tidak seharusnya terlalu panjang.
Gus Baha menjelaskan bahwa lafaz talqin yang tepat saat sakaratul maut adalah dengan membimbing orang tersebut untuk mengucapkan lafaz 'Allah'. Ini adalah cara yang lebih sederhana dan mudah diingat dalam situasi yang sangat genting ini.
Dalam hadis Nabi, terdapat dua riwayat yang berkaitan dengan kalimat terakhir yang bisa menyebabkan seseorang masuk surga. Salah satunya menyebutkan bahwa kalimat terakhir yang baik adalah 'la ilaaha illallah', sementara yang lain cukup dengan 'Allah'.
“Logikanya, ada dua riwayat. Barang siapa di akhir ucapannya 'la ilaaha illallah', maka ia akan masuk surga. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa barang siapa yang diakhir ucapannya 'Allah', maka ia juga akan masuk surga,” ungkap Gus Baha dalam sebuah tayangan.
Kalimat Talqin yang Efektif
Dengan adanya dua riwayat tersebut, masyarakat kita sering kali melakukan talqin dengan mengajak orang yang sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat tayyibah. Namun, dalam kondisi yang sangat kritis, lebih baik menggunakan lafaz yang singkat seperti 'Allah'.
Hal ini penting karena jika lafaz yang ditalqinkan terlalu panjang, seperti 'la ilaaha illallah', ada risiko bahwa orang tersebut tidak dapat menyelesaikan kalimatnya sebelum meninggal. Ini bisa berakibat fatal, karena bisa jadi mereka wafat dalam keadaan yang tidak baik.
“Ulama lebih memilih untuk mengucapkan 'Allah' saja. Ini karena resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan lafaz panjang,” jelas Gus Baha.
“Jika seseorang baru mengucapkan 'la ilaaha' dan kemudian meninggal, maka bisa jadi mereka meninggal dalam keadaan yang tidak baik. Oleh karena itu, talqin yang singkat lebih dianjurkan,” tambahnya.
Pentingnya Memahami Lafaz Talqin
Memahami lafaz talqin yang tepat sangat penting dalam konteks sakaratul maut. Proses ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga merupakan bentuk dukungan moral dan spiritual bagi orang yang sedang menghadapi akhir hayat. Dengan talqin yang singkat, diharapkan orang tersebut dapat lebih tenang dan khusyuk dalam menghadapi peralihan menuju kehidupan selanjutnya.
Dengan demikian, talqin bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi juga merupakan harapan dan doa dari orang-orang terdekat agar yang bersangkutan dapat meninggalkan dunia ini dengan baik.