Apakah Suami Harus Memenuhi Permintaan Istri Saat Ngidam? Pandangan Islam

Artikel ini membahas kewajiban suami dalam memenuhi permintaan istri saat ngidam menurut pandangan Islam.

Jakarta - Di masa awal kehamilan, banyak wanita mengalami fenomena yang dikenal sebagai ngidam. Ngidam adalah keinginan mendalam yang muncul, baik itu berupa makanan, benda, atau hal lainnya. Fenomena ini sering kali menjadi topik hangat, terutama mengenai apakah suami wajib memenuhi permintaan istri saat ngidam.

Keinginan yang muncul saat ngidam bisa bervariasi, ada yang wajar dan ada pula yang di luar batas kewajaran. Hal ini sering kali membuat suami merasa tertekan untuk memenuhi permintaan istri yang sedang ngidam. Beberapa orang percaya bahwa jika permintaan ngidam tidak dipenuhi, akan ada dampak negatif terhadap janin, seperti anak yang sering ngiler setelah lahir.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah benar suami harus selalu memenuhi permintaan istri saat ngidam? Dan bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini? Mari kita eksplorasi lebih dalam.

Mitos dan Fakta Seputar Ngidam

Menurut ilmu kesehatan, ngidam sering kali muncul karena faktor psikologis. Saat hamil, suasana hati seorang wanita bisa berubah-ubah, dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu. Hormon-hormon ini dapat membuat wanita hamil menginginkan sesuatu dan merasa sangat kecewa jika keinginan tersebut tidak terpenuhi. Masyarakat sering kali mempercayai bahwa ketidakpuasan ini dapat berdampak pada janin, seperti anak yang sering ngiler setelah lahir. Namun, perlu dicatat bahwa ini hanyalah mitos.

Realitanya, tidak semua keinginan ngidam dapat dipenuhi, terutama dalam hal makanan. Suami juga perlu mempertimbangkan nutrisi yang dikonsumsi oleh istri untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting bagi suami untuk bijak dalam memenuhi permintaan istri saat ngidam.

Sikap Suami Terhadap Istri yang Ngidam Menurut Islam

Dalam Islam, ada pandangan yang jelas mengenai sikap suami terhadap istri yang sedang ngidam. Menurut Syekh al-Bujairomi dalam kitab Hasyiyah al-Bujairomy, suami seharusnya memenuhi keinginan istri yang disebut sebagai ngidam, terutama jika permintaan tersebut wajar dan baik untuk kesehatan. Misalnya, jika istri meminta makanan yang sehat, suami dianjurkan untuk memenuhinya.

Namun, ada batasan yang perlu diperhatikan. Jika istri menginginkan sesuatu yang dapat membahayakan kesehatan dirinya atau janin, seperti zat adiktif, maka suami tidak wajib untuk memenuhi permintaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa keselamatan ibu dan anak harus menjadi prioritas utama.

Kesimpulan: Kewajiban Suami dalam Memenuhi Permintaan Istri

Secara keseluruhan, baik menurut Islam maupun adat, memenuhi keinginan ibu hamil adalah hal yang dianjurkan selama keinginan tersebut adalah sesuatu yang baik dan wajar. Suami sebaiknya berkomunikasi dengan istri untuk memahami keinginannya dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Dengan cara ini, keharmonisan dalam rumah tangga dapat terjaga.

Jadi, meskipun tidak ada kewajiban mutlak, memenuhi permintaan istri saat ngidam bisa menjadi tindakan yang positif dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Komunikasi yang baik antara suami dan istri sangat penting untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.


You Might Also Like