Buya Yahya mengingatkan pentingnya komunikasi dalam pernikahan dan menghindari ucapan cerai yang terburu-buru.
Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, sering memberikan nasihat tentang pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga. Dalam ceramahnya, ia menekankan bahwa pernikahan adalah sebuah ikatan suci yang tidak boleh dengan mudah dirusak oleh kata-kata cerai.
Menurut Buya Yahya, banyak pasangan yang salah paham dan terlalu cepat mengambil keputusan untuk berpisah, padahal masalah yang dihadapi bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Ia menekankan bahwa mengucapkan kata cerai, meskipun hanya sekedar luapan emosi, bisa berujung pada perpisahan yang tidak diinginkan.
"Tolong ayo semuanya belajar, jangan dikit-dikit ucapkan cerai," ujar Buya Yahya. Ia mengajak setiap pasangan untuk memahami bahwa pernikahan adalah komitmen yang tidak boleh dianggap remeh. Dalam konteks ini, komunikasi yang baik dan pemahaman antara pasangan sangatlah diperlukan.
Dikutip dari kanal YouTube @pemudasabar81, Buya Yahya menjelaskan bahwa pernikahan harus dipertahankan dengan penuh kesabaran dan pengertian. Mengurai ikatan pernikahan sama halnya dengan mengurai kehidupan bersama yang sudah dibangun, yang tentunya tidak mudah.
Pahami Bahasa Perempuan
Buya Yahya juga menekankan pentingnya memahami bahasa perempuan. Ia menjelaskan bahwa ketika seorang istri meminta cerai, terkadang bukan itu yang sebenarnya diinginkan. "Kita harus paham bahasa perempuan dengan kelembutannya," kata Buya Yahya. Menurutnya, perempuan seringkali berbicara dengan emosi, tetapi makna sebenarnya adalah permintaan untuk berubah atau mendapatkan perhatian lebih dari suami.
"Kadang istri ngomongnya itu langsung to the point, 'cerai saja,' tapi maksudnya bukan itu," tambahnya. Permintaan cerai dari seorang istri seringkali adalah sinyal bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam hubungan, bukan keputusan final.
Komunikasi yang Baik
Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa banyak perempuan yang mengucapkan kata cerai saat merasa frustasi atau tidak didengar oleh suaminya. "Kalau ada seorang istri minta cerai, sebelumnya itu bukan minta cerai, tapi minta perubahan," tegasnya. Oleh karena itu, suami harus bisa membaca situasi dan tidak langsung menganggap serius permintaan tersebut.
Buya Yahya juga menasihati para suami untuk tidak langsung mengambil keputusan cerai hanya karena istrinya mengucapkan kata tersebut. "Kalimat cerai yang diucapkan istri itu bukanlah permintaan final, melainkan sinyal bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam hubungan," jelasnya. Ia mengajak suami untuk lebih sabar dan berusaha memahami apa yang sebenarnya diinginkan istri.
Bijak dalam Mengelola Emosi
Namun, Buya Yahya juga memberikan peringatan kepada para istri agar tidak mudah mengucapkan kata cerai saat emosi. "Perempuan tolong jangan gampang ucapkan kalimat semacam itu," tegasnya. Ia mengingatkan bahwa tidak semua suami bisa memahami maksud sebenarnya dari ucapan tersebut. Jika suami tidak cerdas menangkap sinyal itu, kata cerai bisa benar-benar menjadi akhir dari pernikahan.
Buya Yahya menyarankan agar setiap pasangan berusaha lebih bijak dalam mengelola emosi dan komunikasi. Menurutnya, perceraian seringkali terjadi bukan karena masalah besar, tetapi karena kesalahpahaman yang berulang-ulang. "Khawatir suamimu tidak cerdas, lalu dibiarkan saja berantakan," ungkapnya.
Pernikahan adalah Perjalanan Panjang
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga demi kebahagiaan bersama. Ia percaya bahwa rumah tangga yang baik adalah rumah tangga yang mampu melewati setiap masalah dengan kesabaran dan komunikasi yang baik. "Semoga yang sudah menikah, rumah tangganya indah dan bahagia," doanya kepada para jamaah.
Menurut Buya Yahya, pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, pengertian, dan usaha terus-menerus dari kedua belah pihak. Ia mengajak setiap pasangan untuk selalu memperjuangkan rumah tangga mereka dan tidak mudah menyerah hanya karena satu atau dua masalah yang muncul.
Pesan Buya Yahya ini menjadi pengingat penting bagi pasangan yang sedang mengalami masalah dalam pernikahan mereka. Ia menekankan bahwa perceraian seharusnya menjadi pilihan terakhir, bukan solusi pertama. "Kita harus lebih paham, lebih sabar, dan lebih terbuka dalam berkomunikasi," pungkasnya.