Kisah Nabi Ibrahim yang membatalkan permintaan umur panjang memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan dan takdir.
Kisah Nabi Ibrahim dan Permintaan Umur Panjang
Nabi Ibrahim AS, salah satu nabi besar dalam sejarah, pernah memiliki keinginan untuk meminta umur panjang kepada Allah SWT. Dalam sebuah ceramah, Kiai Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menceritakan bagaimana Nabi Ibrahim berdoa dengan penuh harapan. Namun, permintaan tersebut tidak dijawab oleh Allah SWT, dan hal ini menjadi awal dari sebuah pelajaran berharga.
Pertemuan Tak Terduga
Suatu ketika, saat Nabi Ibrahim menunggu jawaban atas doanya, seorang lelaki tua renta tiba-tiba datang berkunjung. Menyambut tamu tersebut, Nabi Ibrahim dengan ramah menyuguhinya kurma atau anggur yang segar. Namun, saat lelaki tua itu mencoba memakan buah tersebut, sesuatu yang aneh terjadi. Buah yang dimakannya tidak bisa dicerna dan selalu keluar lagi, membuat Nabi Ibrahim merasa khawatir.
Pembelajaran dari Pengalaman
Melihat kejadian tersebut, Nabi Ibrahim mulai merenungkan makna dari umur panjang. Ia menyadari bahwa hidup yang panjang tidak selalu berarti hidup yang berkualitas. Pengalaman lelaki tua itu menjadi cermin bagi Nabi Ibrahim untuk memahami bahwa ada hal-hal yang lebih penting daripada sekadar panjang umur.
Keputusan Bijak Nabi Ibrahim
Akhirnya, Nabi Ibrahim memutuskan untuk membatalkan permintaan umur panjangnya. Ia merasa bahwa lebih baik menjalani hidup dengan penuh makna daripada hanya mengejar waktu. Dalam doanya, ia berkata, “Ya Allah, doa saya tidak jadi.” Keputusan ini menunjukkan kebijaksanaan Nabi Ibrahim dalam menghadapi kenyataan hidup.
Refleksi tentang Umur dan Takdir
Kisah ini mengajak kita untuk merenungkan arti dari umur dan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup. Dalam kehidupan, seringkali kita terjebak dalam keinginan untuk hidup lebih lama, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita mengisi waktu yang ada dengan amal baik dan kebaikan.
Amalan di Usia Senja
Ketika kita memasuki usia senja, ada beberapa amalan yang sebaiknya kita perhatikan. Pertama, lebih memerhatikan amalan wajib, karena ibadah yang bersifat wajib adalah kewajiban setiap Muslim. Kedua, hindari hal-hal yang diharamkan dan perbanyak amalan sunnah. Ketiga, banyak bertahmid, membaca istighfar, dan bertaubat.
Kesimpulan
Kisah Nabi Ibrahim yang membatalkan permintaan umur panjang mengajarkan kita bahwa hidup yang berkualitas lebih penting daripada sekadar panjang umur. Mari kita isi hidup kita dengan kebaikan dan amal yang bermanfaat, sehingga setiap detik yang kita jalani menjadi berarti.