Seduhan Kopi Sebagai Pengingat Allah di Waktu Subuh Menurut Gus Baha

Gus Baha menjelaskan makna mendalam dari seduhan kopi di waktu subuh sebagai pengingat akan Allah.

, Jakarta - Sosok alim alamah KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha, memiliki kebiasaan unik yang mungkin terlihat sederhana, yaitu membuat seduhan kopi sendiri setiap subuh. Namun, di balik rutinitas ini, terdapat filosofi spiritual yang mendalam, yang membuat kita merenung.

Kopi yang diseduhnya bukan sekadar minuman, melainkan sebuah pengingat akan nikmat Allah SWT. Dengan menikmati secangkir kopi di waktu subuh, kita bisa memulai hari dengan penuh rasa syukur dan kedekatan kepada Sang Pencipta.

Kebiasaan Membuat Kopi di Pagi Hari

Gus Baha mengungkapkan bahwa kebiasaan membuat kopi sendiri setiap pagi sudah dimulai sejak lama. Dalam sebuah video di kanal YouTube @NgajiHidup123, ia menjelaskan, "Saya itu kalau bikin kopi jam setengah lima pagi, bikin sendiri. Sederhana teorinya, sampean tak kasih ilmune ulama."

Waktu sebelum matahari terbit adalah momen yang sangat istimewa menurut Gus Baha. Ia mengutip sebuah ayat yang menganjurkan manusia untuk memperbanyak tasbih sebelum terbitnya matahari. Ini menunjukkan betapa pentingnya waktu subuh sebagai waktu refleksi dan berdoa.

Refleksi Spiritual Melalui Kopi

Rutinitas membuat kopi ini sejalan dengan kebiasaannya untuk berdzikir. Gus Baha merasa bahwa membuat kopi sendiri di waktu subuh adalah cara untuk tetap terhubung dengan Allah di waktu-waktu utama. "Tangi turu kepengin kopi. Kulo gawe dhewe, entah lah nanti kalau saya sudah tua mungkin ndak kuat. Kalau masih kuat ya saya bikin sendiri," ujarnya sambil bercanda.

Lebih dari sekadar memenuhi keinginan untuk minum, membuat kopi adalah pengingat bahwa semua rezeki berasal dari Allah. Dengan rasa syukur, setiap tegukan kopi terasa lebih bermakna. "Teori saya sederhana. Gusti, kulo nak badhe damel kopi, badhe seneng. Nak badhe seneng, mengke kulo eling njenengan, njenengan maringi rezeki kulo kopi, terus melek terus seneng," ungkap Gus Baha dalam Bahasa Jawa.

Kopi dan Kualitas Spiritual

Bagi Gus Baha, kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mengingat Allah di setiap kesempatan. Dalam ceramahnya, ia juga membandingkan kopi dengan minuman seperti wine atau khamr, yang bisa memabukkan. Meskipun kopi tidak memiliki efek yang sama, ia tetap memberikan kesenangan dan kebahagiaan tersendiri.

Gus Baha dengan humor menyatakan, "Nggo kopi niku radi kados wine, radi kados khamr. Khamer dadi rodok mabuk, jare kancoku kek opo seneng ngopi, kopi nglalekno utang." Ini menunjukkan bahwa meskipun kopi bisa membuat kita merasa 'mabuk' kebahagiaan, itu juga menjadi cara untuk melupakan masalah sejenak.

Kebahagiaan dalam Kesederhanaan

Kebiasaan membuat kopi di pagi hari telah menjadi bagian dari rutinitas Gus Baha selama bertahun-tahun. Meski terlihat sederhana, bagi Gus Baha, setiap tegukan kopi adalah pengingat akan nikmat Allah yang selalu mengalir tanpa henti. Kebiasaan ini tidak hanya mengawali harinya, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan.

Dengan demikian, rahasia kebahagiaan Gus Baha di setiap pagi terletak pada kesederhanaan, seperti secangkir kopi yang dibuat dengan penuh cinta dan rasa syukur kepada Illahi. Melalui seduhan kopi, kita diingatkan untuk selalu bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah di waktu-waktu yang penuh berkah.


You Might Also Like