Mahasiswa UGM mengembangkan sistem filtrasi air menggunakan limbah tulang hewan untuk irigasi sawah.
Jakarta - Tim mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menciptakan inovasi menarik dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter untuk air limbah. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengolah air limbah menjadi air irigasi sawah, tetapi juga untuk memberikan solusi ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Ketua Tim Mahasiswa UGM, Aulia Pradnya Maharani, menjelaskan bahwa limbah gigi dan tulang hewan di Indonesia masih banyak yang terbuang sia-sia. “Kami melihat bahwa limbah tersebut belum banyak dimanfaatkan. Sebagian besar masyarakat membuangnya begitu saja,” ungkap Aulia.
Menariknya, dalam limbah gigi dan tulang terdapat kandungan hidroksiapatit yang berfungsi untuk menjernihkan air. Hal ini menjadi dasar dari inovasi mereka yang dinamakan “Hydrosan”. Tim yang terdiri dari mahasiswa lintas disiplin ini, termasuk Aulia, Orchidthania Putri, Gugun Hutagalung, Danial Bagus Setiawan, dan Anna Hamidah, berupaya untuk mengatasi masalah sanitasi air di daerah Sleman yang padat penduduk.
Danial, salah satu anggota tim, menambahkan bahwa inovasi ini diharapkan dapat memperbaiki sistem sanitasi air dalam jangka panjang dan mendukung ketahanan pangan Indonesia di tengah tantangan iklim. “Kami berharap inovasi ini bisa memberikan manfaat bagi para petani,” katanya.
Proses riset mereka dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan mempelajari campuran bahan filtrasi yang tepat. Air limbah akan dikumpulkan sebelum diproses di instalasi pengolahan air yang meliputi pembersihan, penjernihan, dan penyaringan. Setelah itu, air akan disalurkan ke reservoir sebelum menuju saluran irigasi sawah. “Kami menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air dalam sistem irigasi,” tambahnya.
Orchidthania Putri juga menekankan bahwa meskipun teknologi pengolahan air sudah banyak digunakan, keunikan sistem mereka terletak pada penggunaan hidroksiapatit sebagai bahan filter. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini dapat mengurangi limbah gigi dan tulang yang dihasilkan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas air dan hasil pertanian.