Menggali makna di balik pergantian nama Abah Guru Sekumpul dan isyarat ilahi yang menyertainya.
Jakarta - KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, lebih dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul, adalah sosok ulama yang sangat dihormati di Kalimantan Selatan dan Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa nama aslinya bukanlah Muhammad Zaini? Abah Guru Sekumpul lahir dengan nama Ahmad Kusyairi, dan perubahan nama ini terjadi karena sebuah isyarat ilahi yang diterimanya dalam sebuah mimpi.
Kisah pergantian nama Abah Guru Sekumpul ini merupakan salah satu dari banyak karomah yang dimilikinya. Dalam mimpi tersebut, Abah Guru Sekumpul bertemu dengan dua pemuda tampan yang mengaku sebagai Sayidina Hasan dan Sayidina Husain, cucu Rasulullah SAW. Mereka terlibat dalam perbincangan mendalam, dan di akhir perbincangan, Abah Guru Sekumpul diberikan gelar 'Zainal Abidin' serta simbol kehormatan berupa jubah dan selendang.
Setelah terbangun, Abah Guru menceritakan pengalamannya kepada ayahnya, yang merasa bahwa mimpi itu adalah isyarat dari Allah. Dengan penuh keyakinan, sang ayah memutuskan untuk mengubah nama Ahmad Kusyairi menjadi Muhammad Zaini sebagai bentuk penghormatan terhadap mimpi tersebut. Menariknya, seorang ulama besar, Tuan Guru Marzuki, juga menyebut nama 'Zainal Abidin' pada pagi hari yang sama, seolah-olah ada petunjuk ilahi yang menghubungkan keduanya.
Kisah ini semakin memperkuat keyakinan banyak orang tentang kedekatan Abah Guru Sekumpul dengan Allah SWT. Nama baru yang diberikan bukan hanya sekadar identitas, tetapi juga membawa makna yang dalam dan berkaitan dengan gelar kehormatan yang diberikan langsung oleh cucu Rasulullah dalam mimpi tersebut. Perubahan nama ini menjadi salah satu bukti karamah Abah Guru Sekumpul, yang dihormati di Kalimantan Selatan.
Banyak orang percaya bahwa karamah yang dimiliki Abah Guru adalah bentuk kedekatan spiritualnya dengan Allah dan kecintaannya terhadap Rasulullah. Nama Muhammad Zaini bin Abdul Ghani kini sangat terkenal, tidak hanya di Kalimantan Selatan tetapi juga di seluruh Indonesia. Banyak yang meyakini bahwa nama baru ini membawa keberkahan dan kemuliaan dalam perjalanan hidup dan dakwahnya.
Kisah pergantian nama ini mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya memperhatikan isyarat-isyarat ilahi, baik dalam bentuk mimpi maupun petunjuk lainnya. Abah Guru Sekumpul menunjukkan ketawadukan dan ketaatan yang tinggi dengan menerima dan menghormati isyarat tersebut. Meskipun kisah ini sudah lama terjadi, namun hingga kini masih menjadi cerita yang sering dibagikan oleh para murid dan pengikutnya.
Kisah ini menjadi bagian dari warisan spiritual yang ditinggalkan oleh Abah Guru, hidup dalam hati umat Muslim, khususnya di Kalimantan Selatan. Ini menunjukkan bahwa nama seseorang bukan hanya identitas, tetapi juga simbol perjalanan spiritual dan kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Pergantian nama Abah Guru Sekumpul menjadi Muhammad Zaini adalah contoh nyata dari hal tersebut.