Firasat KH Mahrus Ali Lirboyo tentang Perilaku Gus Miek yang Jarang Ngaji

Mengungkap pandangan KH Mahrus Ali tentang kebiasaan unik Gus Miek yang jarang ngaji dan interaksinya dengan kitab.

Jakarta - KH Mahrus Ali, seorang ulama terkemuka dari Pondok Pesantren Lirboyo, dikenal memiliki pandangan batiniah yang tajam. Pandangan ini memungkinkan beliau melihat lebih dari sekadar fisik, termasuk hal-hal yang belum terjadi.

Menjelang Ramadhan, KH Mahrus Ali mengunjungi Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri dengan tujuan menjemput Gus Miek, putra Kiai Jazuli, untuk dipondokkan di Lirboyo. Dalam kunjungan ini, beliau merasakan bahwa Gus Miek memiliki sesuatu yang istimewa, yang hanya bisa ditangkap oleh mata batiniah.

Gus Miek mondok di Lirboyo sebanyak dua kali pada tahun 1953, namun setiap kali hanya bertahan sebentar. Pada kunjungan pertamanya, ia hanya tinggal selama 16 hari sebelum pulang. Meski singkat, perilakunya di pondok sangat unik dan berbeda dari santri lainnya.

Salah satu kebiasaan mencolok Gus Miek adalah menghindari waktu mengaji. Daripada belajar, ia lebih memilih tidur atau meletakkan kitabnya di atas genting. Selain itu, Gus Miek juga lebih sering bepergian ketimbang tinggal di pondok, yang membuatnya berbeda dari santri lain yang umumnya rajin belajar.

Perilaku ini menimbulkan tanda tanya di kalangan santri dan pengasuh pondok. Namun, Kiai Mahrus Ali, dengan pandangan batiniah yang tajam, memahami bahwa Gus Miek adalah sosok istimewa. Ia melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, yang menjelaskan perilaku Gus Miek.

Kisah ini menunjukkan bahwa hanya Wali Allah yang dapat mengenali Wali Allah lainnya. Kiai Mahrus Ali mampu menembus sisi lain dari Gus Miek yang tidak terlihat oleh mata fisik.

Kiai Mahrus Ali mungkin menyadari bahwa Gus Miek memiliki perjalanan spiritual yang berbeda, yang tidak dapat diukur dengan parameter umum. Meski tidak lama mondok, kehadiran Gus Miek meninggalkan kesan mendalam bagi Kiai Mahrus Ali.

Pandangan batiniah Kiai Mahrus Ali adalah anugerah dari Allah SWT, yang memungkinkannya melihat masa depan dan mengenali kekuatan spiritual yang tersembunyi dalam diri seseorang. Kisah ini mengingatkan kita bahwa tidak semua hal dapat diukur dengan pandangan fisik semata; ada dimensi lain yang hanya bisa dilihat dengan mata batiniah.

Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bahwa setiap individu memiliki jalan spiritualnya sendiri. Apa yang tampak aneh di mata manusia, mungkin memiliki makna yang lebih dalam di hadapan Allah SWT. Seperti Gus Miek, yang meskipun perilakunya berbeda, memiliki kedekatan spiritual yang istimewa.


You Might Also Like