Fatmawati: Aktivis Aisyiyah dan Penjahit Bendera Pusaka yang Jarang Diketahui

Kenali Fatmawati, penjahit Bendera Pusaka dan aktivis Aisyiyah yang berkontribusi besar dalam sejarah Indonesia.

Jakarta - Siapa yang tidak mengenal Bendera Pusaka merah putih yang berkibar pada 17 Agustus 1945? Di balik bendera tersebut, ada sosok luar biasa bernama Fatmawati. Istri Bung Karno ini bukan hanya penjahit bendera, tetapi juga seorang aktivis Aisyiyah yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.

Fatmawati menerima kain merah putih dari Hitoshi Shimizu, seorang pemimpin Barisan Propaganda Jepang, melalui pemuda bernama Chairul Basri. Dengan penuh semangat, ia menjahit bendera tersebut pada Oktober 1944, meskipun saat itu ia sedang mengandung putra pertamanya. Dedikasi dan ketekunannya dalam menjahit bendera kebesaran ini menunjukkan betapa besar cintanya kepada tanah air.

Tak lama setelah bendera tersebut selesai dijahit, pada hari proklamasi kemerdekaan, bendera pusaka yang dijahit Fatmawati dikibarkan untuk pertama kalinya oleh Kapten Latief Hendraningrat, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sejak saat itu, bendera pusaka selalu dikibarkan setiap tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka, Jakarta. Namun, demi menjaga keawetan bendera asli, sejak tahun 1969, yang dikibarkan adalah duplikatnya.

Fatmawati lahir di Pesisir Pantai Tapak Paderi, Bengkulu pada 5 Februari 1923, dalam keluarga yang taat beragama. Ayahnya, Hasan Din, adalah seorang tokoh Muhammadiyah, dan ibunya, Siti Chadijah, juga aktif dalam organisasi tersebut. Sejak kecil, Fatmawati sudah menunjukkan bakatnya dalam seni, terutama dalam membaca Al-Qur'an.

Setelah bertemu Soekarno yang saat itu diasingkan ke Bengkulu, Fatmawati akhirnya menikah dengan presiden pertama Indonesia ini pada tahun 1943. Ia menjadi saksi bisu perjuangan Soekarno dalam meraih kemerdekaan, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan setelah proklamasi kemerdekaan.

Setelah berpisah dengan Soekarno, Fatmawati tetap aktif dalam dakwah Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Ia dikaruniai lima anak, termasuk Megawati Soekarno Putri, yang juga menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia. Fatmawati meninggal pada 14 Mei 1980, dan pada 4 November 2000, ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres Nomor 118/TK/2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Dengan segala jasanya, Fatmawati adalah sosok yang patut dikenang dan dihormati. Ia bukan hanya sekadar penjahit bendera, tetapi juga seorang aktivis yang berjuang untuk hak-hak perempuan dan kemerdekaan bangsa. Mari kita kenali lebih dalam sosok Fatmawati, seorang pahlawan yang telah meninggalkan jejak tak terlupakan dalam sejarah Indonesia.


You Might Also Like