Syekh Ali Jaber menekankan pentingnya peran individu dalam memperbaiki kondisi bangsa dan menciptakan perubahan positif.
Jakarta - Dalam diskusi tentang kondisi bangsa, kita sering bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab? Syekh Ali Jaber memberikan pandangannya yang sangat menarik. Ia menekankan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam memperbaiki keadaan bangsa, bahkan dari hal-hal kecil sekalipun. Ketika setiap orang menyadari tanggung jawabnya dan berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing, perubahan positif akan terjadi secara kolektif.
Peran ini tidak hanya terbatas pada pemimpin atau pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang berkomitmen untuk bersama-sama membangun bangsa yang lebih baik. Dalam sebuah ceramahnya, Syekh Ali Jaber pernah menyatakan bahwa kemajuan Indonesia tidak semata-mata tergantung pada siapa yang menjabat sebagai presiden, melainkan pada usaha setiap warga negara dalam memperbaiki diri dan hubungan mereka dengan Allah.
Ia mengingatkan kita bahwa perubahan nasib suatu bangsa tidak terjadi secara tiba-tiba tanpa usaha. "Tidak tergantung dengan keadaan ikhtiar. Jangan tunggu Kun Fayakun yang mengubahkan nasib kita," tegasnya. Ini adalah pengingat bahwa kita semua memiliki peran dalam menulis sejarah baru bagi Indonesia, menjadikannya sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, negeri yang baik dengan Tuhan Yang Maha Pengampun.
Syekh Ali Jaber juga menekankan bahwa harapan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik tidak boleh hanya disandarkan pada siapa yang akan menjadi presiden berikutnya. "Bukan tergantung siapapun presiden kita. Jangan harap presiden yang akan datang yang akan merubah semua segala sesuatu yang menjadi sesuai pandangan kita lebih baik," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perubahan nyata hanya akan terjadi jika setiap orang mulai memperbaiki diri mereka sendiri. "Jangan harap kalau kita aja belum berubah sikap sama Allah, belum berubah sikap sama Al-Quran, belum berubah sikap sama Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam," tuturnya. Ini adalah panggilan untuk kita semua agar tidak hanya menunggu perubahan dari luar, tetapi juga berusaha untuk berubah dari dalam.
Syekh Ali Jaber juga menekankan bahwa Allah tidak akan memberikan pemimpin yang baik kepada suatu bangsa jika rakyatnya sendiri belum berubah. "Bagaimana Allah menghantarkan presiden yang merubahkan sikap agar menantarkan Indonesia menjadi lebih baik di mata Allah sebelum menjadi lebih baik di mata dunia?" tanyanya retoris. Ini menjadi pengingat bahwa perubahan sikap dan perilaku setiap individu adalah kunci utama dalam menciptakan bangsa yang lebih baik.
Menurutnya, harapan untuk perubahan tidak boleh hanya disandarkan pada pemimpin. Setiap orang harus mengambil tanggung jawab pribadi untuk memperbaiki diri dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa. "Membangun masa depan Indonesia harus kita masing-masing," tegasnya. Ia juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak hanya fokus pada penilaian dunia, tetapi juga berusaha agar Indonesia menjadi negara yang baik di mata Allah. Ini, menurutnya, adalah prioritas utama yang harus dipegang teguh oleh setiap individu.