Presiden Jokowi menyatakan kualitas udara IKN lebih baik dari Singapura. Simak data kota besar Indonesia dan analisisnya.
Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini mengklaim bahwa udara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan Singapura. Ini adalah pernyataan yang menarik, terutama mengingat bahwa kualitas udara di banyak kota besar di Indonesia sering kali menjadi sorotan publik.
Klaim tersebut disampaikan oleh Jokowi saat mengajak Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk meninjau area embung di IKN, Kalimantan Timur, pada Senin pagi, 12 Agustus 2024. "Saya ingin Pak Wapres, Pak Prabowo, dan semua menteri merasakan betapa bersihnya udara di pagi hari di IKN. Tadi kita cek untuk air quality index-nya 6, padahal maksimal itu 50 di ibu kota negara lain," ungkap Jokowi.
Dia menambahkan bahwa kualitas udara di IKN sangat bersih dan baik untuk kesehatan. Jika dibandingkan dengan Singapura yang memiliki indeks kualitas udara di angka 53, indeks kualitas udara di IKN hanya berada di angka 6. Ini tentu menjadi berita baik bagi masyarakat yang peduli akan kesehatan lingkungan.
Bagaimana dengan kualitas udara di kota-kota besar Indonesia?
Data dari IQAir pada Selasa, 13 Agustus 2024, menunjukkan bahwa Jakarta tercatat dengan indeks kualitas udara (AQI) tertinggi, yakni 162, yang menempatkannya dalam kategori "Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif". Diikuti oleh Kota Medan dengan AQI 130. Skor Jakarta dan Medan ini bahkan lebih tinggi dari Singapura yang memperoleh skor AQI 64 dan Kuala Lumpur, Malaysia dengan skor AQI 62.
Kota Bogor menempati posisi ketiga dengan AQI 124, diikuti oleh Tangerang Selatan dengan AQI 124. Sementara itu, Kota Bandung berada di posisi kelima dengan AQI 93, yang masuk dalam kategori "Sedang". Berikut adalah beberapa kota besar lainnya dan kualitas udaranya:
- Pagak, Jawa Timur AQI 87
- Kotabaru, Riau AQI 87
- Kota Surabaya, Jawa Timur AQI 78
- Palembang, Sumatera Selatan AQI 73
- Jambi AQI 63
Selain itu, IQAir juga mencatat ranking kota-kota besar paling bersih di dunia, di mana Sydney, Australia, menempati posisi teratas, diikuti oleh Montreal, Kanada, dan Auckland, Selandia Baru.
Tanggapan Walhi dan Greenpeace Soal Klaim Jokowi
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menanggapi klaim Jokowi sebagai bentuk pencitraan. Menurut Dwi Sawung, Manajer Kampanye Tata Ruang dan Infrastruktur Walhi, membandingkan Singapura yang sudah berpenghuni dengan IKN yang belum ada aktivitas adalah tidak tepat. "Saat ini bersih karena belum ada aktivitas, cuma pembangunan dan dibatasi juga orang yang ke sana. Nanti kalau sudah ada aktivitas, belum tentu juga masih bersih," ujarnya.
Sawung juga memprediksi bahwa ketika pemerintahan pindah ke IKN, emisi akan meningkat dan menurunkan indeks kualitas udara. "Dari membuat jalan tol saja itu terlihat nanti emisinya akan tinggi," tambahnya.
Greenpeace Indonesia juga menyatakan bahwa klaim Jokowi tidak relevan. Jeanny Sirait, Pengkampanye Urban Justice Greenpeace Indonesia, menegaskan bahwa tidak mungkin pembangunan yang masif di wilayah inti IKN tidak berdampak pada polusi udara. "Sehingga tidak bisa cepat disimpulkan udaranya akan tetap bersih," ujarnya.
Kesimpulan
Kualitas udara adalah isu penting yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Meskipun klaim Jokowi mengenai kualitas udara di IKN menarik perhatian, data menunjukkan bahwa banyak kota besar di Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait polusi udara. Penting bagi kita untuk terus memantau dan memperbaiki kualitas udara demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.