Kok bisa ya?
Influencer lazim dengan istilah endorsement. Istilah ini berarti trik marketing brand untuk memamerkan produknya ke audience influencer tersebut. Sayangnya, trik ini ternyata diklaim tidak dipercaya oleh banyak orang.
Hal ini terungkap dalam sebuah studi oleh Maine Business School di University of Maine. Dilansir dari Liputan6, studi ini meneliti bagaimana influencer berpengaruh kepada penjualan sebuah produk.
Seperti apa faktanya?
1. Peneliti mengungkap pengaruh tanda centang (verifikasi) dalam sebuah media sosial.
2. Mereka menemukan bahwa tanda ini bisa diperjual belikan di pasar gelap atau pihak ketiga.
3. Konsumen mengaitkan tanda centang ini dengan kepopuleran bukan kredibilitas.
4. Hal ini menyebabkan konsumen tidak percaya dengan endorsement produk dari akun terverifikasi.
Studi ini telah terbit di Journal of Consumer Behavior dan melibatkan 223 responden. Partisipan sendiri berusia dari 18-57 tahun. Mereka menjawab sejumlah pertanyaan terkait endorsement dan influencer.
Untuk lebih lanjutnya, peneliti juga merekrut 450 responden untuk menguji influencer kebugaran atau kecantikan. Hasilnya mengatakan bahwa partisipan cenderung tidak mempercayai influencer saat mengiklankan merek yang tidak sesuai dengan tema atau niche si influencer tersebut.