Kisah Ahli Ibadah yang Dikeluarkan dari Surga dan Masuk Neraka: Nasihat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani memberikan nasihat berharga tentang kisah seorang ahli ibadah yang mengalami pengalaman mengejutkan. Simak nasihatnya agar kita dapat menjalankan ibadah dengan baik.

Seseorang akan merasa aman dari api neraka, salah satunya jika dirinya merasa sebagai ahli ibadah sehingga merasa amal ibadahnya sudah banyak. Padahal, hal ini tidak serta merta menjadikan dirinya masuk ke dalam surga.

Tentu saja tak semudah itu, sebab masih banyak fase yang akan dihadapi kelak di hari kiamat sebelum akhirnya diputuskan masuk surga atau neraka. Sebagaimana kita ketahui setelah terjadinya kiamat masih terdapat fase-fase setelahnya, seperti fase penimbangan amal (yaumul mizan) dan fase perhitungan amal perbuatan (yaumul hisab).

Berkaitan dengan hal ini, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani memberikan nasihat mendalam agar tidak tertipu dengan banyaknya ibadah yang telah dilakukannya.

Menukil islami.co, Alkisah dahulu di zaman Nabi Saw ada seorang yang menuntut kepada Allah Swt untuk dimasukkan ke Surga setelah beribadah terus menerus selama 70 tahun masa hidupnya. Maka Allah masukan ia ke surga. Akan tetapi setelah 80 tahun di surga ia lalu dimasukan ke neraka oleh Allah swt.

Dalam kisah di atas setidaknya terdapat beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, bahwa amal yang dikerjakan selama hidup di dunia tidak lantas dapat menjadi jaminan kita untuk masuk surga, melainkan hanya kehendak Allah swt yang akan mengantarkan manusia untuk kembali ke surga atau berpindah ke neraka.

Dalam Syarah Tanqihul Qaul karangan Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani disebutkan bahwa Rida Allah lah yang akan mengantarkan kita ke surga atau neraka. Di sisi lain kita dapat meminta kepada Allah SWT untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun untuk mendapatkan kehendak Allah SWT, maka kita mebutuhkan Rida-Nya. Bagi seorang yang mengharap rida Allah SWT maka ia akan senantiasa berpasrah diri pada-Nya dan hanya fokus untuk melaksanakan perintah-Nya.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan bahwa jangan tertipu dengan ketaatan dan berbangga hati dengan ketaatanmu. Mintalah selalu kepada Allah SWT agar berkenan menerima amal-amal kita. Hati-hati serta takutlah jika Allah memindahkan kita pada selain-Nya (berpaling). Sesungguhnya Dialah yang maha membolak-balikkan hati.

Barangsiapa yang mengenal Allah, maka ia tidak akan terpaku pada sesuatu apalagi tertipu dengan sesuatu, termasuk dengan amalan. Hingga pada akhirnya segala amalan dan ibadah adalah dimaksudkan sebagai pengantar kita untuk mendapatkan Ridho Allah swt. Sehingga ketika Ridho Allah didapat kita akan menerima apapun yang dikehendaki-Nya. Bukankah jika sudah cinta kita akan mengikuti apa-apa yang di mau Sang Pecinta.


You Might Also Like