Pandangan ulama tentang mengucapkan istighfar dan mengingat dosa
Ulama Ahli Tafsir asal Rembang, Jawa Tengah, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan pendapat salah seorang ulama tersohor yakni Abul Qasim Al-Qusyairi perihal mengucapkan istighfar. Menurut Abdul Qasim Al-Qushayri, orang yang mengucapkan istighfar hanya mengingat dosa-dosanya saja sebenarnya masih terkategori orang yang sombong. Sebaiknya, saat mengucapkan istighfar, kita harus mengingat rahmat Allah SWT yang sudah dilimpahkan kepadanya. Jika terfokus pada dosa-dosa kita, akan memiliki dampak psikologis yang luar biasa seperti merasa tidak nyaman dengan Allah SWT. Gus Baha juga memberikan contoh istighfar yang mengingat akan kebesaran rahmat Allah SWT yaitu dengan mengingat betapa luas rahmat dan ampunan-Nya.
Abul Qasim Al-Qusyairi adalah seorang ulama terkenal yang memiliki silsilah tasawuf yang panjang. Ia lahir pada tahun 376 H di Naisabur dan mengembara ke kota tersebut di usia remaja. Di sana, ia bertemu dengan Abu Ali ad-Daqqaq, seorang tokoh sufi besar, dan kemudian dinikahkan dengan putrinya. Abul Qasim Al-Qusyairi menemui banyak tokoh besar Islam pada zamannya dan menimba ilmu tasawuf dari Abu Ali ad-Daqqaq. Silsilah tasawufnya mencakup tokoh-tokoh terkenal seperti al-Junaid al-Baghdadi dan Ma'ruf al-Karkhi.