Mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati adalah salah satu konsep utama dalam Islam. Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan tips agar kita bisa tenang menghadapi kematian.
Mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati adalah salah satu konsep utama dalam Islam. Kehidupan setelah mati dianggap sebagai tujuan akhir, dan dunia ini adalah tempat sementara untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang abadi.
Dalam sebuah ceramah yang disiarkan melalui kanal YouTube @rezaardiansyah7610, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan pesan yang sangat mendalam mengenai pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. UAH mengungkapkan bahwa banyak di antara kita masih merasa gelisah, khawatir, dan kurang nyaman ketika memikirkan kematian.
Rasa gelisah ini sebenarnya adalah fitrah yang menunjukkan adanya kekurangan bekal untuk kehidupan akhirat. UAH menjelaskan bahwa ketika seseorang merasakan kegelisahan dan ketidaknyamanan tersebut, itu adalah pertanda bahwa jiwa kita sedang merasakan ada yang kurang dalam persiapan kita untuk bertemu dengan Allah.
Lebih lanjut, UAH menyoroti fenomena di mana banyak orang yang sudah menyadari kekurangan bekal mereka, namun tetap saja tidak melakukan perubahan yang signifikan dalam hidupnya. Ia mengingatkan bahwa waktu yang kita miliki sangat terbatas dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
UAH juga menekankan bahwa fokus kita seharusnya bukan hanya pada urusan dunia, tetapi juga mempersiapkan bekal untuk akhirat. Menurut UAH, memahami pentingnya akhirat bukan berarti kita harus meninggalkan urusan dunia sepenuhnya. Namun, kita harus bisa menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat.
Ia juga menegaskan bahwa waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu, setiap kesempatan harus digunakan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal kebaikan. Ustadz Adi Hidayat mengajak kita semua untuk merenungkan pesan ini dan segera melakukan perubahan yang diperlukan dalam hidup.
Besok kita akan dihadapkan kepada Allah subhanahuwata'ala. Ia juga menyampaikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki diri, namun waktu yang dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menunda-nunda perbaikan diri.