Kejahatan berbasis AI semakin mengkhawatirkan dengan pelaku yang berani meniru wajah bos perusahaan. Ketahui lebih lanjut di sini.
Kejahatan berbasis kecerdasan buatan (AI) semakin mengancam keamanan perusahaan. Pelaku kriminal kini menggunakan teknologi AI untuk meniru wajah bos perusahaan dan melakukan tindakan kejahatan yang merugikan.
Menurut laporan terbaru, pelaku kejahatan menggunakan teknologi deepfake untuk menciptakan video palsu yang menampilkan wajah bos perusahaan. Mereka kemudian menggunakan video tersebut untuk melakukan penipuan, seperti meminta bawahan untuk mentransfer dana atau mengungkapkan informasi rahasia perusahaan.
Kehebatan teknologi deepfake membuat video tersebut terlihat sangat meyakinkan dan sulit dibedakan dari video asli. Hal ini membuat para bawahan atau karyawan yang menerima instruksi dari video tersebut sulit untuk mencurigai keasliannya.
Untuk melindungi perusahaan dari ancaman ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kejahatan berbasis AI di kalangan karyawan. Dengan mengetahui potensi ancaman, mereka akan lebih waspada dan siap menghadapinya.
Selain itu, perusahaan juga perlu mengadopsi kebijakan keamanan yang ketat, termasuk penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi video deepfake. Dengan menggunakan algoritma yang canggih, teknologi ini dapat mengidentifikasi video palsu dan memberikan peringatan kepada karyawan jika mereka menerima instruksi yang mencurigakan.
Terakhir, penting untuk selalu melakukan verifikasi ganda saat menerima instruksi yang berpotensi merugikan perusahaan. Melalui komunikasi langsung dengan bos atau melalui saluran komunikasi yang aman, pastikan untuk memverifikasi keaslian instruksi tersebut sebelum mengambil tindakan.