Baca tentang kekacauan yang terjadi di dalam kepemimpinan Ketua UEFA yang mengguncang dunia sepak bola.
UEFA, badan pengatur sepak bola Eropa, telah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir karena kekacauan yang terjadi di dalam kepemimpinan mereka. Michel Platini, mantan pemain sepak bola legendaris Prancis, telah menjabat sebagai Ketua UEFA sejak tahun 2007. Namun, beberapa kontroversi baru-baru ini telah mengguncang posisinya dan mengancam reputasinya.
Salah satu kontroversi terbesar yang melibatkan Platini adalah tuduhan korupsi terkait dengan pembayaran sebesar 2 juta dolar AS yang diterimanya dari mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Platini mengklaim bahwa pembayaran tersebut merupakan gaji yang belum dibayarkan selama periode kerjanya sebagai penasihat Blatter. Namun, tuduhan korupsi ini telah membuat Platini dilarang berpartisipasi dalam semua kegiatan sepak bola selama beberapa tahun.
Selain itu, Platini juga dihadapkan pada kritik terkait keputusannya untuk memperluas jumlah tim peserta dalam Piala Eropa 2020. Keputusan ini dianggap oleh banyak pihak sebagai langkah yang hanya menguntungkan negara-negara besar dan merugikan negara-negara kecil. Beberapa pihak bahkan menyebutnya sebagai tindakan korupsi yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri dan memperkuat kekuasaannya di UEFA.
Tidak hanya itu, Platini juga dikecam karena kegagalannya dalam mengatasi masalah rasisme di dalam sepak bola Eropa. Meskipun telah ada beberapa insiden rasisme yang melibatkan pemain dan suporter, Platini tidak memberikan sanksi yang tegas dan efektif untuk mengatasi masalah ini. Hal ini membuat banyak orang kecewa dan meragukan kemampuan Platini sebagai pemimpin UEFA.
Dalam beberapa bulan terakhir, tekanan terhadap Platini semakin meningkat dan banyak pihak yang menuntut pengunduran dirinya sebagai Ketua UEFA. Namun, Platini tetap bersikeras untuk bertahan dan mengklaim bahwa dia adalah korban konspirasi yang bertujuan untuk menjatuhkannya. Hingga saat ini, nasib Platini masih belum jelas dan kekacauan di dalam kepemimpinan UEFA terus berlanjut.