Pemerintahan Trump Incar 10% Saham di Penambang Lithium Kanada yang Menjual ke GM

Pemerintahan Trump berencana memiliki saham di perusahaan penambang lithium Kanada, Lithium Americas, yang menjual ke GM.

Pemerintahan Trump mungkin sering menyebut transisi energi sebagai 'penipuan hijau baru', tetapi hal itu tidak menghentikannya untuk mencari saham signifikan di tambang lithium terbesar di Belahan Barat. Dalam pertukaran untuk merundingkan kembali periode pembayaran pinjaman Departemen Energi sebesar $2,26 miliar, pemerintahan Trump meminta hingga 10% ekuitas di Lithium Americas, perusahaan di mana GM menjadi investor utama. Berita ini pertama kali dilaporkan oleh Reuters pada hari Selasa.

Baca juga : Prediksi dan Analisis Pertandingan Salzburg vs FC Porto | 25 September 2025

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada organisasi berita tersebut, 'Presiden Trump mendukung proyek ini. Dia ingin proyek ini berhasil dan juga adil bagi pembayar pajak. Namun, tidak ada yang namanya uang gratis.' Langkah ini akan menjadi yang terbaru dalam serangkaian negosiasi yang telah memberikan pemerintah AS saham di Intel dan MP Materials.

Proyek Thacker Pass dan Dukungan Trump

Lithium Americas sedang mengembangkan tambang Thacker Pass di Nevada. Fase pertama proyek ini diharapkan dapat memproduksi cukup lithium untuk membuat sebanyak 800.000 kendaraan listrik per tahun. Presiden Trump menyetujui izin untuk proyek tersebut di akhir masa jabatan pertamanya, dan pinjaman tersebut diberikan oleh Kantor Program Pinjaman DOE di bawah Presiden Biden.

GM membeli 38% saham di Lithium Americas tahun lalu seharga $625 juta, sebuah kesepakatan yang juga memberi pembuat mobil tersebut hak untuk membeli seluruh produksi fase pertama dan 20 tahun dari fase kedua. Secara total, itu akan cukup untuk 1,6 juta kendaraan listrik selama dua dekade ke depan.

GM dan Peran dalam Transisi Kendaraan Listrik

Pemerintahan Trump dilaporkan meminta GM untuk menjamin pembelian tersebut, meskipun sedang berupaya menggagalkan transisi pembuat mobil ke kendaraan listrik. Hal ini menyoroti ketegangan antara kebijakan energi Trump dan langkah industri otomotif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Langkah ini juga menunjukkan bagaimana pemerintah AS berusaha untuk terlibat lebih dalam dalam rantai pasokan bahan baku penting untuk kendaraan listrik, seperti lithium. Dengan memiliki saham di perusahaan seperti Lithium Americas, pemerintah dapat mempengaruhi arah industri dan memastikan pasokan yang stabil untuk pasar domestik.

Namun, langkah ini tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pihak mengkritik pendekatan ini sebagai bentuk campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam bisnis swasta. Sementara yang lain melihatnya sebagai langkah strategis untuk memastikan keamanan energi dan ekonomi di masa depan.

Apapun pandangan Anda, jelas bahwa transisi ke energi hijau dan kendaraan listrik adalah salah satu isu paling penting dan kompleks yang dihadapi oleh pemerintah dan industri saat ini. Dengan semakin banyaknya negara dan perusahaan yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, permintaan akan bahan baku seperti lithium diperkirakan akan terus meningkat.

Ini adalah waktu yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat. Pemerintahan Trump, meskipun dikenal skeptis terhadap perubahan iklim, tampaknya menyadari pentingnya berinvestasi dalam teknologi dan sumber daya yang akan membentuk masa depan energi global.

Dengan langkah ini, kita bisa melihat bagaimana politik, ekonomi, dan teknologi saling berinteraksi dalam cara yang kompleks dan seringkali tidak terduga. Ini adalah pengingat bahwa dalam dunia yang semakin terhubung, keputusan yang diambil di satu negara dapat memiliki dampak yang luas dan mendalam di seluruh dunia.

Jadi, apakah ini langkah cerdas atau langkah yang berisiko? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun yang pasti, ini adalah bagian dari narasi yang lebih besar tentang bagaimana kita sebagai masyarakat global menghadapi tantangan energi dan lingkungan di abad ke-21.