Doa Tawasul yang Mustajab, Dekatkan Diri Kepada Allah
Tawasul berasal dari kata Al-wasilah yang berarti segala sesuatu yang dapat menghubungkan dan mendekatkan terhadap suatu hal. Tawasul menurut istilah merupakan sesuatu yang dapat diamalkan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu yang dapat diakukan ialah dengan menunaikan amal kebaikan atau ketaatan sesuai syariat.
Maka, tawasul dapat disimpulkan sebagai amalan yang dilakukan supaya doa dihaturkan lekas dikabulkan. Adapun beberapa jenis tawasul yang dapat kamu lakukan yaitu sebagai berikut:
1. Tawasul pada masa hidup Nabi
Sumber: Pexels.com
Dalam sebuah kisah, sahabat Dharir yang mempunyai sakit mata memohon pada Rasulullah SAW supaya dapat sembuh.
Setelahnya, Rasulullah pun memintanya agar membaca doa berikut:
“اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَّمَدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّيْ فِيْ حَاجَتِيْ هَذِه لِتُقْضَى لِيْ اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon dan berdoa kepada-Mu dengan (bertawasul dengan) Nabi-Mu, Muhammad, Nabi yang penuh kasih sayang.
(Duhai Rasul) sesungguhnya aku telah bertawajjuh kepada Tuhanku dengan (bertawasul dengan)mu agar hajatku ini terkabul. Ya Allah, terimalah syafaat beliau untukku”. (HR Tirmidzi, an-Nasâ’I, al-Baihaqy dengan sanad shahih).
2. Tawasul kepada orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT
Selanjutnya ialah tawasul dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT.
Ini bermakna bahwa wasilah yang kita sebutkan dalam berdoa bukan amal kita, namun nama seseorang atau kemuliaan seseorang.
Misalnya: “Ya Allah, berkat Nabi Muhammad SAW……” ,“Ya Allah, berkat Imam Syafi’i…..”, “Ya Allah, berkat para wali dan shalihin…."
3. Tawasul dengan Nabi setelah beliau wafat
Pada sebuah hadis dijelaskan:
عَنْ سَيِّدِنَا عَلِيْ كَرَّمَ الله وَجْهَهُ أَنَّ سَيِّدِنَا ُمُحَّمَدٍ لَمَّا دَفَنَ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَسَدْ أُمَّ سَيْدِنَا عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اللّهُمَ بِحَقِّيْ وَحَقِّ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ اغْفِرْ لِأُمِّيْ بَعْدَ أُمِّيْ رواه الطبراني وأبو نعيم وابن حجر الهيثمي
Artinya: “Dari Sayidina ‘Ali kw. Sesungguhnya Sayidina Muhammad SAW tatkala Fathimah binti Asad, ibu Sayidina ‘Ali dimakamkan, beliau SAW berdoa:
“Ya Allah, dengan (perantara) hakku dan hak para Nabi sebelumku, ampunilah ibu setelah ibuku (Fathimah bint Asad). (HR at-Thabrâny, Abu NU’aim, al-Hatsamy)."
4. Tawasul dengan orang saleh yang masih hidup
Anas ibn Malik meriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi:
عَنْ أَنَسْ بِنْ مَالِكْ أَنَّ عُمَرَ كَانَ إِذَا قُحِطُوْا اسْتَسْقَى بِالْعَبَّاسِ بِنْ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ فَقَالَ اللّهم إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا َوإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا قَالَ فيُسْقَوْنَ أخرجه البخاري .
Artinya: “Dari Anas bin Mâlik ra. sesungguhnya Umar ibn al-Khathab apabila masyarakat mengalami paceklik meminta hujan dengan (tawasul dengan) al-‘Abbâs ibn ‘Abdil Muthallib dengan mengatakan:
“Ya Allah, sesungguhnya dahulu ketika berdoa kepada-Mu kami bertawasul dengan Nabi-Mu. Engkaupun menurunkan hujan kepada kami. Dan sekarang kami berdoa kepadamu dengan bertawasul dengan paman Nabi-Mu, maka berilah kami hujan.” Anas mengatakan : “Kemudian mereka diberi hujan.” (HR Bukhari)
5. Tawasul dengan amal saleh
Sumber: Pexels.com
Sebuah hadis mengisahkan terdapat 3 orang yang terjebak dalam gua, mereka pun bertawasul dengan amal shalihnya. Kemudian, Allah membuka pintu gua dari batu besar yang menutupinya agar mereka dapat keluar.
Maka, tawasul dapat disimpulkan sebagai amalan yang dilakukan supaya doa dihaturkan lekas dikabulkan. Adapun beberapa jenis tawasul yang dapat kamu lakukan yaitu sebagai berikut:
1. Tawasul pada masa hidup Nabi
Dalam sebuah kisah, sahabat Dharir yang mempunyai sakit mata memohon pada Rasulullah SAW supaya dapat sembuh.
Setelahnya, Rasulullah pun memintanya agar membaca doa berikut:
“اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَّمَدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّيْ فِيْ حَاجَتِيْ هَذِه لِتُقْضَى لِيْ اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon dan berdoa kepada-Mu dengan (bertawasul dengan) Nabi-Mu, Muhammad, Nabi yang penuh kasih sayang.
(Duhai Rasul) sesungguhnya aku telah bertawajjuh kepada Tuhanku dengan (bertawasul dengan)mu agar hajatku ini terkabul. Ya Allah, terimalah syafaat beliau untukku”. (HR Tirmidzi, an-Nasâ’I, al-Baihaqy dengan sanad shahih).
2. Tawasul kepada orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT
Selanjutnya ialah tawasul dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT.
Ini bermakna bahwa wasilah yang kita sebutkan dalam berdoa bukan amal kita, namun nama seseorang atau kemuliaan seseorang.
Misalnya: “Ya Allah, berkat Nabi Muhammad SAW……” ,“Ya Allah, berkat Imam Syafi’i…..”, “Ya Allah, berkat para wali dan shalihin…."
3. Tawasul dengan Nabi setelah beliau wafat
Pada sebuah hadis dijelaskan:
عَنْ سَيِّدِنَا عَلِيْ كَرَّمَ الله وَجْهَهُ أَنَّ سَيِّدِنَا ُمُحَّمَدٍ لَمَّا دَفَنَ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَسَدْ أُمَّ سَيْدِنَا عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اللّهُمَ بِحَقِّيْ وَحَقِّ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ اغْفِرْ لِأُمِّيْ بَعْدَ أُمِّيْ رواه الطبراني وأبو نعيم وابن حجر الهيثمي
Artinya: “Dari Sayidina ‘Ali kw. Sesungguhnya Sayidina Muhammad SAW tatkala Fathimah binti Asad, ibu Sayidina ‘Ali dimakamkan, beliau SAW berdoa:
“Ya Allah, dengan (perantara) hakku dan hak para Nabi sebelumku, ampunilah ibu setelah ibuku (Fathimah bint Asad). (HR at-Thabrâny, Abu NU’aim, al-Hatsamy)."
4. Tawasul dengan orang saleh yang masih hidup
Anas ibn Malik meriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi:
عَنْ أَنَسْ بِنْ مَالِكْ أَنَّ عُمَرَ كَانَ إِذَا قُحِطُوْا اسْتَسْقَى بِالْعَبَّاسِ بِنْ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ فَقَالَ اللّهم إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا َوإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا قَالَ فيُسْقَوْنَ أخرجه البخاري .
Artinya: “Dari Anas bin Mâlik ra. sesungguhnya Umar ibn al-Khathab apabila masyarakat mengalami paceklik meminta hujan dengan (tawasul dengan) al-‘Abbâs ibn ‘Abdil Muthallib dengan mengatakan:
“Ya Allah, sesungguhnya dahulu ketika berdoa kepada-Mu kami bertawasul dengan Nabi-Mu. Engkaupun menurunkan hujan kepada kami. Dan sekarang kami berdoa kepadamu dengan bertawasul dengan paman Nabi-Mu, maka berilah kami hujan.” Anas mengatakan : “Kemudian mereka diberi hujan.” (HR Bukhari)
5. Tawasul dengan amal saleh
Sebuah hadis mengisahkan terdapat 3 orang yang terjebak dalam gua, mereka pun bertawasul dengan amal shalihnya. Kemudian, Allah membuka pintu gua dari batu besar yang menutupinya agar mereka dapat keluar.