4 Peneliti Perempuan Indonesia Terima Penghargaan untuk Riset Stunting dan Mitigasi Gempa
Jakarta - Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia sangat bergantung pada kontribusi para peneliti, terutama perempuan. Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, karya penelitian dari perempuan tidak hanya berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga berupaya menjawab tantangan dalam agenda pembangunan nasional.
Namun, meski peran perempuan dalam penelitian semakin diakui, komposisi mereka dalam jajaran peneliti masih belum sepenuhnya inklusif. Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, mengungkapkan bahwa peneliti perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam dunia penelitian.
“Tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam penelitian mencakup akses terhadap fasilitas, pendanaan, serta stigma sosial yang muncul, terutama ketika mereka menjalankan peran ganda sebagai ilmuwan dan anggota keluarga,” ungkap Itje Chodidjah dalam acara L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2024 Award Ceremony.
Dengan menyadari pentingnya peran perempuan dalam penelitian, L'Oreal dan UNESCO berkomitmen untuk mendorong keterlibatan perempuan dalam riset yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, mereka kembali menggelar program L'Oreal-UNESCO Women in Science 2024.
Dorong Inklusivitas di Dunia Riset
Program ini telah berlangsung lebih dari 21 tahun di Indonesia, memberikan akses pelatihan dan kesempatan berjejaring bagi peneliti perempuan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.
Tahun ini, program L'Oreal-UNESCO Women in Science melibatkan 31 universitas dan berbagai institusi riset di Indonesia. Setelah melalui proses penjurian yang ketat, terpilih empat peneliti perempuan yang dinilai memiliki riset inovatif dan prospek besar untuk pembangunan nasional.
“Sebagai juri dalam L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024, kami menyaksikan bagaimana perempuan peneliti Indonesia menghadirkan penelitian yang tidak hanya memiliki kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa,” kata Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024.
Proposal Riset dari Peneliti Perempuan
Keempat peneliti perempuan yang terpilih sebagai finalis L'Oreal-UNESCO For Women in Science menghadirkan riset yang menawarkan solusi konkret dan inovatif, berpotensi mendukung ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan mitigasi gempa di Indonesia. Siapa saja mereka?
- Della Rahmawati, Ph.D., Dosen dari Universitas Swiss German, meneliti ketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu hamil dan anak, melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi.
- Rachma Wikandari, Ph.D., Dosen dari Universitas Gadjah Mada, mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus) sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi.
- Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., Dosen dari Institut Teknologi Bandung, menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa.
- Deliana Dahnum, Ph.D., Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon.
Akses Pelatihan dan Jaringan
Platform pembelajaran L'Oreal-UNESCO For Women in Science melibatkan lebih dari 2.400 peneliti perempuan di seluruh dunia. Dalam kolaborasi dengan Coursera, platform ini menawarkan sesi pelatihan daring untuk meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional para alumni.
“Pelatihan ini memperkuat ilmuwan perempuan dan meningkatkan visibilitas pencapaian mereka di panggung global,” ujar Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist di UNESCO Indonesia.
Fereshteh juga menekankan bahwa menutup kesenjangan gender dalam ilmu pengetahuan memerlukan tindakan sistematis untuk mematahkan stereotip gender dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
Kedepannya, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, L'Oréal-UNESCO For Women in Science akan terus berkomitmen mendukung kemajuan ilmu pengetahuan yang berdampak nyata bagi masyarakat.