Bolehkah Berdoa untuk Jodoh saat Mencintai Diam-Diam? Simak Penjelasan Buya Yahya
Jakarta - Cinta adalah bagian dari fitrah manusia yang sering kali muncul tanpa kita rencanakan. Namun, saat perasaan ini tumbuh dalam diam, banyak dari kita yang bertanya-tanya, apakah diperbolehkan untuk berdoa agar orang yang kita cintai menjadi jodoh kita? Dalam sebuah kajian yang diunggah di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya memberikan penjelasan yang menarik mengenai hal ini.
Buya Yahya menjelaskan bahwa berdoa adalah salah satu cara untuk memohon kepada Tuhan agar diberikan jodoh yang baik. Ketika kita mencintai seseorang dalam diam, kita bisa menyampaikan harapan dan keinginan kita melalui doa. Namun, penting untuk diingat bahwa niat dan sikap yang baik dalam mencintai juga harus dijaga.
Dalam pandangannya, ada perbedaan antara doa hajat dan doa istikharah yang sering kali disalahpahami. Doa hajat adalah permohonan khusus, misalnya meminta pasangan yang diinginkan. Sementara itu, doa istikharah lebih menekankan pada kepasrahan kepada Allah, tanpa menentukan permintaan secara spesifik.
Ketika seseorang memiliki keinginan untuk menikah, Buya Yahya menyarankan untuk menyampaikan doa hajat, seperti, "Ya Allah, berikan saya pasangan yang baik." Namun, jika sudah dalam proses menuju pernikahan, istikharah sebaiknya dilakukan untuk meminta petunjuk apakah hubungan tersebut memang yang terbaik.
"Doa istikharah itu berbeda dengan hajat. Istikharah lebih pada meminta petunjuk dan pasrah kepada Allah," jelasnya. Dalam berdoa, terutama istikharah, kita tidak boleh menentukan hasil yang diinginkan. Sebaiknya, kita mengiringi doa dengan kepasrahan penuh kepada Allah.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa cinta yang muncul tanpa direncanakan adalah hal yang wajar. Namun, kita harus memastikan bahwa perasaan tersebut tidak menjerumuskan kita dalam dosa, seperti berfantasi yang tidak pantas atau terjerumus dalam perbuatan haram.
Jika cinta yang kita rasakan tidak membawa kepada ketaatan kepada Allah, lebih baik untuk menjaga jarak. "Cinta adalah fitrah, namun jika menjerumuskan, maka kita harus menghentikannya dan mengembalikan semua kepada Allah," ujarnya.
Jika seseorang benar-benar serius ingin membawa perasaan cinta ke jenjang pernikahan, langkah terbaik adalah melibatkan orang ketiga sebagai perantara, atau secara langsung mengutarakan keinginan dengan cara yang halal. "Jika memang sudah siap, langsung saja kirim wakil atau sampaikan keinginan dengan cara yang baik," sarannya.
Buya Yahya juga menekankan bahwa jika perasaan cinta yang dipendam terlalu kuat hingga membuat seseorang tersiksa, maka sebaiknya dilanjutkan ke arah yang lebih serius atau dihentikan sepenuhnya. Ini penting untuk menghindari harapan palsu yang dapat menjerumuskan pada kesedihan.
Dalam proses pencarian jodoh, mencintai seseorang bukan alasan untuk melakukan hal-hal yang melanggar syariat. Ia menekankan pentingnya menjaga batasan, terutama dalam berinteraksi dengan orang yang dicintai. Misalnya, ia melarang telepon atau pertemuan intens sebelum adanya ikatan yang sah.
Sebagai penutup, Buya Yahya menyampaikan bahwa perasaan cinta yang muncul tiba-tiba adalah sesuatu yang wajar. Namun, ia menekankan agar cinta ini tidak diarahkan pada hal-hal yang bertentangan dengan agama. "Jika sudah muncul perasaan itu, maka arahkan dengan doa, dan jangan biarkan perasaan itu menjurus pada kemaksiatan," ungkapnya.
Ia juga berpesan agar umat Islam senantiasa takut kepada Allah dalam menyalurkan perasaan cinta, sehingga cinta itu tidak menjadi sumber dosa. Jika seseorang serius ingin menikah, maka langkah terbaik adalah memohon kepada Allah dengan hati yang bersih, tanpa memaksakan kehendak.
Buya Yahya menganjurkan agar setiap orang yang merasakan cinta dalam diam menguatkan rasa percaya kepada Allah. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, sementara hasil akhirnya ada di tangan Allah. "Serahkan semuanya kepada Allah dan tetaplah berprasangka baik kepada-Nya," pungkasnya.