Life

Cara Mengatasi Kekhawatiran Kehilangan Jabatan dan Harta Menurut Ustadz Adi Hidayat

Jakarta - Dalam kehidupan yang serba penuh ketidakpastian ini, banyak orang yang merasa cemas dan takut kehilangan jabatan atau harta yang telah diperoleh. Perasaan ini sering kali muncul, terutama ketika harus membuat keputusan yang berisiko, seperti jujur tentang suatu masalah atau memilih untuk berbuat baik meski ada konsekuensi materiil.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan panduan bagaimana seharusnya seseorang menyikapi perasaan tersebut. Menurutnya, yang perlu diingat dan ditanam dalam hati ialah "Punya Allah" sebagai dasar untuk menghilangkan rasa takut tersebut.

"Saya punya Allah, maka Anda tidak akan takut kehilangan jabatan," kata UAH dalam sebuah ceramahnya. "Jika harus jujur, jangan takut, karena kita punya Allah. Demikian pula, jika Anda harus bersedekah, jangan takut kehilangan harta, karena kita punya Allah."

Pesan ini memberikan pemahaman bahwa, pada akhirnya, segala sesuatu yang kita miliki, baik jabatan maupun harta, adalah milik Allah. Kita hanya sebagai pemegang amanah yang harus menjaga dan mengelolanya dengan baik.

Pentingnya Tawakal dan Iman

Pandangan ini juga mengingatkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menjalani hidup berdasarkan keyakinan bahwa Allah adalah pemberi segala rezeki, seseorang akan merasa tenang dalam menghadapi segala ujian hidup. Ketakutan akan kehilangan akan berkurang, digantikan dengan rasa tawakal dan kepercayaan penuh kepada Tuhan.

Dikutip dari video ceramah dari kanal YouTube @Jedasesaat, Ustadz Adi Hidayat menyarankan agar setiap individu menanamkan dalam hati keyakinan bahwa "Punya Allah" adalah segala-galanya. Begitu seseorang menyadari bahwa Allah-lah yang memiliki segala sesuatu, rasa takut akan kehilangan akan tergantikan dengan rasa ikhlas dan tawakal yang mendalam.

Doa dan Dzikir sebagai Penopang

Sementara itu, dalam artikel yang dipublikasikan di Muhammadiyah.or.id, dibahas bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memberikan banyak warna dalam kehidupan manusia, baik suka maupun duka. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan umatnya untuk menghadapi berbagai masalah hidup dengan kesabaran dan doa.

Dalam situasi semacam itu, seorang muslim diajarkan untuk berdoa dan berdzikir. Dalam kitab al-Faraj Ba’da asy-Syiddah karya at-Tanukhi, dijelaskan bahwa al-Hasan al-Bashri pernah mengatakan bahwa seorang muslim yang menghadapi musibah perlu mengingat lima ayat Al-Qur'an yang mengandung dzikir tertentu yang sangat bermanfaat. Dzikir ini dapat membantu seseorang untuk tetap tegar dan beriman saat ujian datang.

Makna Kalimat Dzikir

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 155-157 yang artinya: "Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, kelaparan, dan kekurangan dari harta, jiwa, dan buah-buahan. Maka berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar." Kalimat "Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un" sudah tidak asing lagi di kalangan umat Islam, terutama ketika menghadapi musibah. Namun, sebenarnya kalimat ini juga sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat seseorang merasa takut akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya, seperti jabatan atau harta.

Kalimat dzikir lain yang juga sangat penting adalah "Hasbunallah wa ni'mal wakiil", yang terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 173-174. Ayat ini menceritakan tentang situasi sulit di mana sekelompok orang mengatakan kepada orang beriman bahwa musuh telah berkumpul untuk menyerang mereka. Namun, orang-orang beriman ini justru semakin yakin dan berkata, "Cukuplah Allah sebagai pelindung dan tempat berserah."

Serahkan Segala Urusan kepada Allah

Menurut Ustadz Adi Hidayat, setiap muslim yang menghadapi ketakutan atau kesulitan dalam hidup, baik itu terkait pekerjaan, keluarga, atau harta, harus selalu mengingat dan mengucapkan kalimat ini. Ketika seseorang mengucapkan "Hasbunallah wa ni'mal wakiil", itu adalah tanda penyerahan penuh kepada Allah atas segala takdir yang diberikan-Nya.

Selain itu, dalam Surat Ghafir ayat 44-45, Allah berfirman mengenai kisah Nabi Musa yang menghadapi penentangan dari kaumnya. Dalam ayat tersebut, Allah menyatakan, "Dan aku serahkan urusanku ini kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui (kondisi) hamba-Nya." Ustadz Adi Hidayat mengutip ayat ini untuk menjelaskan bahwa dalam menghadapi ketakutan dan ujian hidup, seseorang perlu menyerahkan segala urusan kepada Allah dan percaya bahwa Allah akan melindunginya dari segala keburukan.

Kesimpulan: Hidup dengan Ketenangan

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa dengan mengingat Allah dalam setiap kondisi, baik saat bahagia maupun sedih, seorang muslim akan mendapatkan ketenangan. Dengan demikian, rasa takut akan kehilangan jabatan atau harta akan tergantikan dengan rasa tawakal yang mendalam kepada Allah. Sebagai hasilnya, hidup menjadi lebih bermakna, penuh dengan kedamaian, dan terhindar dari perasaan cemas yang berlebihan.

Ketika seseorang sudah memupuk keyakinan tersebut, maka apapun yang terjadi dalam hidup, baik kehilangan atau tantangan, akan diterima dengan lapang dada, karena ia percaya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Ini adalah kunci untuk hidup yang lebih tenang dan penuh berkah.