Life

Khutbah Jumat: Renungan tentang Keberkahan Rahmat Allah yang Tak Terhingga

Jakarta - Dalam khutbah Jumat kali ini, kita akan merenungkan tentang keberkahan rahmat Allah yang tidak ternilai. Rahmat Allah adalah anugerah yang melimpah bagi umat manusia, memberikan petunjuk dan perlindungan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mari kita bersama-sama menggali makna dari rahmat ini dan bagaimana kita dapat mensyukurinya dalam setiap aspek kehidupan.

Rahmat Allah sangatlah luas, bahkan dapat ditemukan meskipun pada amalan yang terlihat sepele. Mungkin saja rahmat itu terletak dalam diri anak-anak jalanan yang mengulurkan tangan atau pada pengamen yang menyanyikan sebuah lagu di hadapan kita. Setiap kebaikan, sekecil apapun, bisa jadi merupakan bentuk rahmat yang harus kita hargai.

Materi khutbah Jumat kali ini memberikan penyadaran pada kita akan betapa besar dan luar biasanya rahmat Allah. Kita pun diminta untuk menghargai dan tidak meremehkan orang lain, apapun profesi atau pekerjaan yang mereka jalani, selama itu halal dan baik. Setiap orang memiliki perannya masing-masing dalam masyarakat.

Khutbah Pertama

Jamaah yang dirahmati Allah, kesempatan untuk hadir di majelis yang mulia ini adalah sebuah kurnia yang wajib disyukuri. Kita harus bersyukur atas nikmat iman dan kesehatan yang kita miliki. Banyak saudara kita yang tidak dapat merasakannya. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan ketakwaan kita dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Materi khutbah kali ini merupakan penjabaran dari istilah rahmat dalam Surah Az-Zumar ayat 53: “Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Kita dilarang untuk merasa putus asa atas rahmat Allah.

Sebuah kisah dari hadis Rasulullah SAW menceritakan tentang seorang hamba yang hidup di gunung selama lima ratus tahun, beribadah tanpa dosa. Namun, ketika ia dihadapkan pada rahmat Allah, ia menyadari bahwa amalnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rahmat yang diberikan Allah. Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh merasa sombong dengan amal ibadah kita.

Hadirin rahimakumullah, hidup manusia sangat tergantung pada rahmat Allah SWT. Dia-lah yang menentukan segalanya. Sebagai Sang Pencipta, Dia berhak melakukan apapun kepada makhluk-Nya. Ketundukan atau kedurhakaan kita tidak akan menggeser kekuasaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus terus memburu rahmat Allah, karena rahmat-Nya sangat luas.

Khutbah Kedua

Jamaah Jumat yang disayangi Allah, mari kita ingat bahwa sekecil apapun amal itu tidak boleh kita sepelekan. Kita harus memandang setiap pekerjaan dengan hati-hati dan tidak mudah berburuk sangka. Bahkan, pekerjaan yang kita anggap remeh bisa jadi mengandung rahmat Allah yang lebih besar dibandingkan amal kita sendiri.

Akhirul kalam, jangan pernah berputus asa untuk terus memburu rahmat Allah. Hanya kebanyakan manusia yang tidak memahami hikmah di balik itu semua. Semoga khutbah Jumat kali ini membawa banyak manfaat dan meyakinkan kita agar tidak mudah memandang remeh pada amalan kecil maupun menganggap ringan amal orang lain.