Life

Kisah Ulama Menangis Karena Tidak Sholat Tahajud Setelah Tidur Kebablasan

, Cilacap - Sholat Tahajud adalah salah satu ibadah sunah yang memiliki keistimewaan luar biasa bagi para pengamalnya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menjanjikan tempat terpuji bagi mereka yang melaksanakannya. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini adalah:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Q.S Al-Isra : 79).

Namun, sering kali kita menemui kendala saat ingin melaksanakan sholat tahajud. Salah satu yang paling umum adalah tidur kebablasan. Hal ini tentu sangat disayangkan, terutama bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam sebuah cerita yang disampaikan oleh Gus Baha, terdapat seorang ulama yang merasa sangat menyesal karena tidak dapat melaksanakan sholat tahajud. Ia terbangun setelah waktu sholat berlalu dan merasakan kesedihan yang mendalam. Meskipun ada yang menganggapnya bodoh, ulama tersebut menunjukkan ketulusan hatinya dengan menangis. Ini adalah gambaran nyata dari kesadaran spiritual yang mendalam.

Gus Baha mengisahkan bahwa ulama tersebut selalu menangis setiap kali ia tidak bisa melaksanakan sholat tahajud. “Ada ulama bangun tidur tidak Tahajud, menangis,” ujarnya. Protesnya kepada Allah SWT mengenai tidurnya yang kebablasan justru membuatnya dianggap sebagai ulama bodoh.

Menangis karena Tidak Sholat Tahajud

Ulama tersebut bertanya kepada Allah, “Mengapa saya tidak bisa Tahajud?” Allah menjawab dengan tegas, “Kamu ulama kok bodoh?” Ini adalah teguran yang sangat mendalam, mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari takdir Allah SWT.

Dalam dialog antara ulama dan Allah, terungkap bahwa tidur dan bangun adalah kehendak Allah. “Yang menidurkan kamu siapa? Ya Engkau ya Allah,” jawab ulama tersebut. Ini menunjukkan bahwa kita harus menerima segala sesuatu yang terjadi, termasuk ketika kita tidak bisa melaksanakan sholat tahajud.

Kesadaran Spiritual dan Penerimaan

Gus Baha menekankan bahwa jika kita tidak bisa bangun untuk sholat tahajud, kita harus ridho dan menerima keadaan tersebut. “Makanya kalau saya tidak Tahajud sebab tidak bangun malam, saya santai saja,” ujarnya. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri.

Dengan demikian, kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya sholat tahajud dan bagaimana kita harus menjaga waktu ibadah. Meskipun kita kadang terlewat, penting untuk tetap berusaha dan tidak kehilangan harapan. Allah SWT selalu melihat usaha kita dan memberikan yang terbaik untuk kita.