Life

DJ Cantik Tantang Gus Iqdam di Rutinan Sabilu Taubah, Janda Minta Hal Tak Terduga

, Jakarta - Dalam acara rutin Sabilu Taubah yang diadakan di Pondok Pesantren Mambaul Hikam 2 Blitar, suasana khidmat berubah menjadi penuh tawa ketika seorang DJ cantik bernama Rahma menantang Gus Iqdam, pengasuh pondok pesantren tersebut. Momen ini menjadi sorotan banyak orang yang hadir.

Rahma, yang berusia 26 tahun, mengungkapkan kisah hidupnya di hadapan para santri. Ia telah meninggalkan profesi DJ selama lima bulan terakhir dan bertaubat. “Sudah tobat, Gus,” ujarnya sambil tersenyum, yang membuat Gus Iqdam merespons dengan candaan, “Alhamdulillah, sombong amat.”

Percakapan antara Rahma dan Gus Iqdam tidak berhenti di situ. Rahma menantang Gus Iqdam dengan mengatakan bahwa ia siap untuk kembali nge-DJ di acara tersebut. “Kalau disuruh nge-DJ di sini, juga siap Gus,” ucapnya, yang sontak mengundang tawa dari jamaah.

DJ Cantik Minta Ini ke Gus Iqdam

Rahma menjelaskan bahwa selama menjadi DJ, ia sering tampil di klub malam dan tempat hiburan lainnya. Namun, kini ia telah beralih menjadi penjual bebek. “Sekarang jualan bebek, Gus,” ujarnya sambil tertawa. Dalam kesempatan itu, Rahma juga mengungkapkan keinginannya untuk meminta doa dari Gus Iqdam agar bisa mendapatkan jodoh.

“Aku tuh cuma mau minta doa aja sih, Gus. Siapa tahu dapat jodoh di sini,” kata Rahma dengan nada bercanda. Gus Iqdam menanggapi dengan santai, menjaga suasana agar tetap ringan dan menyenangkan.

Rahma juga menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang janda. “Gak apa-apa Gus, saya second,” ujarnya, menambah suasana ceria di tengah acara. Dialog ini menarik perhatian banyak orang karena berbeda dari interaksi yang biasanya terjadi dalam kegiatan Sabilu Taubah yang penuh dengan ceramah agama.

Percakapan Ringan Gus Iqdam dan Jemaah

Kegiatan rutin Sabilu Taubah dikenal sebagai acara yang digelar secara berkala di Pondok Pesantren Mambaul Hikam 2 Blitar. Gus Iqdam selalu memberikan ceramah agama dengan gaya khasnya yang sering diselingi dengan candaan. Hal ini membuat banyak jamaah betah dan selalu menantikan kegiatan tersebut.

Meskipun dipenuhi dengan canda tawa, Gus Iqdam tetap memberikan nasihat yang mendalam mengenai pentingnya memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Nasihat tersebut disampaikan dengan cara santai, sehingga lebih mudah diterima oleh Rahma dan jamaah lainnya.

Interaksi antara Gus Iqdam dan Rahma menunjukkan betapa inklusifnya dakwah yang dilakukan oleh Gus Iqdam. Siapa pun, dari latar belakang apa pun, bisa diterima dan diarahkan menuju jalan yang lebih baik. “Ingat bebek, ingat Rara. Kalau ingat kamu, bahaya,” candanya kepada Rahma, yang membuat para jamaah tertawa.

Percakapan ringan ini menjadi daya tarik dari pengajian Gus Iqdam, yang selalu mengedepankan pendekatan ramah dan tidak kaku. Hal ini sangat efektif dalam menarik minat jamaah dari berbagai kalangan untuk mendengarkan ceramah dan nasihat yang disampaikan.

Gus Iqdam menutup percakapan dengan doa untuk Rahma, berharap agar ia bisa terus istiqomah dan siapa tahu doa jodohnya terkabul di acara tersebut. “Semoga Rahma bisa terus istiqomah,” ujarnya dengan senyum, menandakan betapa pentingnya setiap individu dalam perjalanan spiritual mereka.