Cara Mengelola Emosi Menurut Ustadzah Haneen Akira Agar Amarah Tidak Menguasai
Jakarta - Emosi adalah bagian alami dari kehidupan kita. Namun, ketika emosi, terutama amarah, tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa sangat merugikan. Ustadzah Haneen Akira memberikan panduan berharga tentang bagaimana kita bisa mengelola emosi dengan lebih baik. Mari kita simak bersama.
Amarah, dalam kajian psikologi, sering kali diidentifikasi sebagai iritabilitas. Ini adalah kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mengontrol perasaan marahnya. Jika tidak dikelola, orang yang mudah marah bisa jadi terasing dari lingkungan sosialnya, dan bahkan bisa merugikan diri sendiri.
Rasulullah SAW juga mengingatkan kita untuk tidak membiarkan amarah menguasai hati. Mengendalikan emosi bukan hanya tentang kendali diri, tetapi juga merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan abadi di akhirat. Seperti yang diriwayatkan dalam hadits, “Jangan kamu marah, maka bagimu Surga.” (HR Ath-Thabrani).
Menjadi Seperti Air
Ustadzah Haneen Akira dalam ceramahnya di channel YouTube @HaneenAkira mengibaratkan masalah yang kita hadapi sebagai kobaran api. Dalam situasi ini, kita harus bertindak seperti air yang mampu memadamkan api tersebut. Bukan menjadi bensin yang justru memperburuk keadaan.
“Seperti Rasulullah SAW, beliau juga bilang gitu, aku tipenya air. Jadi air selalu mendinginkan, memadamkan, bisa menyelesaikan yang panas-panas gitu. Dan itu harus dari kesadaran kita,” ujar Ustadzah Haneen. Mengendalikan emosi memang bukan hal yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan.
Latihan adalah kunci. Seperti air yang memadamkan api, kita perlu berlatih untuk mengendalikan emosi kita. Jika kita mudah terpancing, kita akan terjebak dalam perasaan tersebut. Namun, jika kita bisa mengontrol diri, kita akan menjadi tuan atas emosi kita sendiri.
5 Cara Meredam Emosi dan Amarah dalam Islam
Dalam Islam, meredam emosi adalah aspek penting untuk menjalani kehidupan yang seimbang. Berikut adalah lima cara yang dianjurkan untuk mengelola emosi dan amarah:
Pertama, berwudhu. Ketika marah, Rasulullah menganjurkan untuk berwudhu. Ini membantu menenangkan emosi yang tidak terkendali dan mencegah dampak buruk seperti dendam atau kekerasan.
Kedua, membaca taawudz. Saat emosi meluap, ucapkan ‘adzubillahi minas syaithonir rojim’. Ini adalah permohonan untuk meminta pertolongan Allah agar emosi kita terkontrol.
Ketiga, berdoa dan mengingat Allah. Mengingat Allah melalui dzikir dan doa dapat menenangkan hati. Dalam Al-Qur'an, Allah berjanji bahwa orang-orang yang beriman dan mengingat-Nya akan merasa tenang.
Keempat, mengendalikan diri. Mengambil napas dalam-dalam saat marah dapat membantu menenangkan sistem saraf. Ini adalah keterampilan penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain.
Kelima, membaca doa. Berdoa saat marah bukan hanya untuk mengungkapkan emosi, tetapi juga untuk menemukan kedamaian dan mempererat hubungan spiritual dengan Allah.
Dengan menerapkan cara-cara ini, kita tidak hanya bisa mengendalikan amarah, tetapi juga menjalani hidup yang lebih tenang dan bermakna. Mari kita berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam.